Monday, October 1, 2012

Beda antara murai batu galak dan murai batu birahi

Murai batu kondisi drop jangan dipaksa-paksa untuk tarungMurai batu kondisi drop jangan dipaksa-paksa untuk tarungBanyak teman penghobi burung, sebagaimana tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan di beberapa grup di facebook.com, mengeluhkan burung murai batu mereka yang katanya “over birahi”. Hanya saja, secara umum banyak yang salah kaprah mengatakan murai batu galak sama dengan murai batu birahi; murai batu bulu mekar dan nglabrak-nglabrak kalau ketemu lawan disebut juga birahi, dan murai batu ngebatman disebut juga karena birahi. Padahal masing-masing kondisi itu beda berdan dan memerlukan penanganan berbeda pula.

Murai batu galak, biasanya terjadi pada burung yang semangat tempur tinggi tetapi terlalu diisolir, tidak pernah dengar suara murai batu lain. Nafsu tarung besar, tenaga besar. Solusinya, sering-sering ditrek dan kalau ngetrek jangan main tunggu-tungguan seperti pelomba MB di lapangan masa kini seperti menunggu kereta api saja

Murai batu bulu mekar dan nabrak-nabrak kalau ketemu lawan adalah murai batu kondisi kurang fit, atau bisa jadi mental kurang tertata. Dia mau nglangsing dan mau tempur kalau sudah panas atau dipanas-panasi suara murai batu di sekitarnya. Biasanya cepat gembos.

Murai batu ngebatman, kalau ngebatman dalam artian seperti murai batu jinak, itu masalah biasa. Biasanya begitu ada lawan nggembor, dia akan segera nggembor.

Kalau ngebatman lantas dan cuma cak-cik tidak mau tempur, itu murai batu tidak fit fisik maupun mental; perlu diterapi dan dirawat lagi. Ini biasanya terjadi pada murai batu yang terlalu banyak ditrek sementara tidak diperhatikan asupan dan rawatan hariannya. Nafsu tempur maunpun mental sedang down.

Salah satu contoh kasus murai batu yang galak dan sulit penanganannya karena karakternya yang memang sangat agresif pernah saya tulis pada artikel Prosepek murai batu ganas. Dalam artikel tersebut (cek saja) jelas tergambar bahwa menangani burung murai batu yang pada dasarnya sangat agresif perlu perjuangan keras dan kadang-kadang juga tidak berhasil.

Sementara untuk burung murai batu yang bulunya terlihat mkar dan menabrak-nabrak jeruji sangkar ketika bertemu  lawan kebnyakan memang murai batu yang kondisinya kurang fit. Bisa juga ini adalah murai batu yang mentalnya kurang bagus atau dalam kondisi sedikit down. Burung yang seperti ini biasanya terlihat siap tempur jika burung lain di sekitarnya sudah berkicau lama duluan. Meskipun burung akhirnya mau tempur, karena kondisinya sebenarnya tidak fit, maka burung akan segera gembos; diam dan tidak berbunyi lagi.

Jika burung sudah seperti itu kemudian dipaksa-paksa terus dijejer murai batu lain atau tidak segera diturunkan dari gantangan, dia akan benar-benar ngedrop dan akan tidak mau berbunyi lagi dalam waktu lama. Kalau sudah begini, maka langkah yang harus diambil adalah mengisolasinya dari burung lain, khususnya burung-burung yang sudah atau dalam kondisi gacor.

Karantina atas burung yang down mentalnya kadang memerlukan waktu yang relatif lama, bahkan sampai harus melewati masa mabung dulu baru mulai stabil mentalnya.

Sementara itu mengenai burung jinak yang memekarkan bulunya ketika tangan kita masuk ke sangkar dan mau melabrak-labrak tangan, itu adalah kondisi yang biasa. Burung jinak yang fit, biasanya akan langsung gacor begitu ada rangsangan suara atau rangsangan kicauan burung lain.

Banyak yang menyebutkan burung murai batu jinak itu jelek. Namun hal itu sekadar mitos. Silakan cek dua artikel ini sebagai referensi:

1. Murai batu jinak ternyata “nantang” juri

2. Burung jinak “ngebatman” bukan berarti loyo: Kasus murai batu Hendy Yap DKI

Sementara itu kalau burung Anda ngebatman dan tidak mengeluarkan suara apa-apa selain suara cak-cik, jelas itu menandakan murai batu yang tidak fit baik secara fisik maupun mental. Hal ini biasanya memang terjadi pada burung murai batu yang terlalu banyak ditarungan tetapi tidak diperhatikan benar asupan pakan dan extra fooding-nya dan juga perawatan hariannya.

Burung dengan nafsu tempur maunpun mental sedang down seperti itu harus diterapi sebagaimana yang terjadi pada burung murai batu drop mental, yakni mengisolasinya dari burung lain.
Read more > Beda antara murai batu galak dan murai batu birahi

Jangkrik full tahu sebagai asupan bergizi tinggi untuk burung murai batu

Proses pengolahan tahu untuk pakan jangkrikBeberapa bulan terakhir mungkin kita dipusingkan oleh meroketnya harga kroto. Nah, apakah tidak ada alternatif lain untuk pengganti kroto? Ada dan sangat mudah kita dapatkan. Apa itu? Tahu. Nama makanan sehari-hari sebagian besar rakyat Indonesia yang belum lama ini namanya meroket gara-gara harga kedelai sebagai bahan bakunya meroket.
Apa bisa tahu sebagai alternatif pengganti kroto? Bisa, minimal itulah yang sudah dilakukan Om Tony Alamsyah alias Bajak Laut, majikan Bird Black Keeping (BBK) Cilacap. Berikut ini cerita Om Bajak:


Cara ini sudah saya lakukan sebagai solusi menghilangkan ketergantungan peternak pada kroto. Setidaknya sekarang saya sudah punya slogan “SAY NO TO KROTO” hehehehehehehe. Secara logika, sebenernya kroto bukanlah makanan utama untuk murai batu. Saya sendiri sekarang “TOTAL” hanya menggunakan jangkrik untuk pakan indukan.
Trik ini tentu saya gunakan untuk menekan biaya produksi. Tetapi yang paling utama adalah bagaimana cara menyajikan jangkrik yang penuh dengan asupan gizi, sehingga jangkrik yang dimakan indukan murai bukanlah jangkrik dengan perut kosong atau jangkrik kopong atau dengan kata lain, 

“KITA MEMBERI MAKAN JANGKRIK TERLEBIH DAHULU SEBELUM MENJADI ASUPAN INDUKAN MURAI BATU”.
Sebelum menggunakan tahu, saya menggunakan serbuk bubur bayi atau tepung panir untuk pakan jangkrik, tetapi kadar vitamin E untuk meningkatkan produksi sperma dan ovum pada burung masing kurang, sehingga dengan TAHU saya bisa mengontrol Vitamin E sebagai racikan tambahan di pakan jangkrik tersebut (yang pasti mahallah pakai bubur bayi kikikikiki).
Tahu sendiri kan bahan dasarnya kedelai yang tentu kandungan Vitamin E-nya sudah tinggi. Cara ini praktis walaupun agak repot, tapi yang pasti jos gandoslah.

Caranya begini preeeen:

Proses pengolahan tahu untuk pakan jangkrik
  1. Beli tahu putih, untuk 1 karung jangkrik cukup 2 plastik (di pasar Limbangan Cilacap cuma Rp. 4.000), taruh di baskom plastik lalu remas-remas. 
  2. Taruh tahu di nampan atau di media yang lebar, bebas pokoknya, gelar tipis dan jemur di matahari untuk mengurangi secara maksimal kadar air. 
  3. Setelah 4 jam, taruh kembali tahu tersebut di baskom dan beri tambahan Vitamin E. Remas-remas lagi tentunya dan vitaminnya bisa testomin atau vitamin infertilitas atau vitamin yang lain dan jangan lupa kasih garam untuk tambahan vitamin D dan biar gurih tentunya 
  4. Gelar lagi di nampan dan angin-anginkan dan jangan dijemur di tempat panas biar kandungan vitaminnya tidak hilang. 
  5. Sorenya taruh di piring kecil dan sajikan di baskom jangkrik kandang murai kita atau di kotak jangrik. 
  6. Tes saja paginya, Jangrik-jangkrik tersebut sudah terlihat makan dan perutnya penuh tahu yang full gizi.
Read more > Jangkrik full tahu sebagai asupan bergizi tinggi untuk burung murai batu

Kunci utama perawatan burung murai batu

Persoalan yang paling banyak dimunculkan dalam berbagai forum burung adalah bagaimana membuat burung yang tidak bunyi menjadi bunyi; bunyi jelek menjadi bagus; bunyi bagus tetap konsisten bagus. Hal ini sangat wajar karena tujuan utama yang dikejar para kicaumania dalam memelihara burung adalah bagaimana burung mereka bisa bunyi bagus.
Ya, namanya saja “kicau (burung) mania” dan bukan “gaya (burung) mania” dan bukan pula “tarian (burung) mania”. Meskipun masalah penampilan juga sangat penting, khususnya untuk burung2 lomba, tetapi dalam hal ini saya lebih banyak berbicara dalam hal kicauan dulu. Lagi pula, kebanyakan gaya burung dalam bertarung relatif tetap dan relatif tidak bisa di-treatment untuk diubah.
Kicauan burung sangat berkaitan dengan kesehatan sebagai variabel independen (yang mempengaruhi). Kesehatan ini ada dua; fisik dan mental, yang keduanya tidak bisa dipisahkan sama sekali. Sesehat apapun kondisi fisik burung, kalau terganggu kondisi mentalnya, maka kesehatan fisik langsung terganggu dan tidak akan pernah mau bunyi, apalagi bunyi bagus. Begitu juga kalau mentalnya bagus, maka ketika kondisi fisiknya terganggu, misalnya nglabrak2 dan pangkal paruhnya berdarah, maka akan menyebabkan burung tidak bisa tampil maksimal.

Pakan
1. Kesehatan fisik akan tercapai bila burung tercukupi dalam hal pakan (4 sehat, 5 sempurna), air dan sinar matahari.
2. Kesehatan mental akan tercapai bila burung berada dalam kondisi “senang” dan tidak tertekan.
Berkaitan dengan terpenuhinya 4 sehat 5 sempurna, maka pentinglah bagi burung untuk selalu disuplai makanan tambahan.
- Untuk burung dengan pakan utama serangga (MB, jenis2 kacer, dll) perlu diberi tambahan vitamin secara rutin dan terukur. Untuk jenis burung ini yang terbiasa diberi voor, bisa dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian vitamin. Kalau dalam kemasan voor sudah tertulis bahwa voor tsb kaya akan kandungan vitamin, mungkin tidak perlu ada tambahan suplemen. Untuk burung2 yang tidak diberi voor (karena dikhawatirkan akan menurunkan kualitas suara) mutlak harus ditambah suplemen (khususnya vitamin).
- Untuk burung dengan pakan utama berupa buah (jenis cucak misalnya), perlu diberi serangga secara teratur dan terukur.
- Untuk burung pemakan biji, perlu sering diberi serangga dan buah/sayuran. Kenari dan branjangan misalnya, perlu ada kroto dalam menu makanannya.
Berkaitan dengan terpenuhinya sinar matahari (untuk pengubahan pro vitamin D menjadi vit D; mematikan jamur dan juga kutu), maka itulah perlunya penjemuran. Untuk sekadar alasan kesehatan (bukan treatment agar “ganas” dsb), penjemuran rutin cukup 30 – 60 menit di pagi hari.

Konsistensi
Lebih penting dari semua hal di atas adalah masalah konsistensi dalam pemberian, baik dalam hal jadwal maupun takaran.
Pemberian pakan dengan jadwal yang tidak teratur, kadang diganti pagi, kadang sore; atau jumlah yang tidak teratur, kadang sesendok kadang tiga sendok, atau jenis pakan (misalnya voer) yang berganti-ganti, kadang merk A kadang merk B, membuat burung tidak stabil.
Berkaitan dengan masalah konsistensi inilah maka perlu kiranya bagi para kicaumania untuk menetapkan jenis, jadwal dan jumlah pakan bagi burung mereka yang dilaksanakan secara konsisten.
Misalnya Anda sudah menetapkan pola makan: pagi jangkrik 4 ekor, siang kroto sesendok, sore jangkrik 5 ekor plus cacing 2 ekor, maka konsisten saja itu dilakukan.
Demikian pula halnya dalam hal memandikan dan menjemur. Harus konsisten. Kalau burung Anda biasa dimandikan pagi, ya pagi terus. Kalau sore, ya sore terus. Kalau pagi-sore, ya pagi-sore terus. Kalau seminggu hanya sekali pada hari Minggu, ya seminggu sekali saja pada haru Minggu. Bukan menjadi seminggu dua kali hanya karena kebetulan pada pekan itu ada libur selain hari Minggu.
Kalau memang perlu ada perubahan maka hendaknya perubahan tidak dilakukan secara drastis dan konsisten menerapkan pola baru tersebut. Adakan perubahan secara bertahap. Untuk ganti merk pakan misalnya, maka campurkan saja pakan yang biasanya dengan pakan yang baru. Hari berikutnya, merk tertentu yang hendak dihilangkan, dikurangi porsinya sedikit demi sedikit, sampai pada akhirnya hanya voer pengganti yang kita sodorkan.

Tips dan trik menjaga kesehatan fisik:
1. Jangan pernah iseng memberi pakan burung tidak pada jadwal waktunya (misalnya ada jangkrik lepas, ya masukkan kandang jangkrik, jangan iseng diberikan ke burung yang ada di dekat Anda).
2. Jangan iseng memandikan burung tidak pada waktunya (misalnya biasanya sepekan dua kali, menjadi setiap hari selama sepekan karena kebetulan pekan itu Anda libur atau cuti).
3. Jangan iseng menjemur burung lebih lama dari biasanya untuk sesekali waktu, misalnya hanya karena Anda kebetulan sempat menunggui berlama-lama.
4. Jangan iseng meniru-niru pola pakan dari kawan, jika Anda tidak yakin bisa konsisten untuk melaksanakannya.
5. Jangan sampai kehabisan voor merk tertentu yang biasa Anda berikan ke burung Anda. Jangan terlalu yakin bahwa merk tertentu itu selalu tersedia di kios pakan burung langganan Anda (kecuali Anda mau repot muter2 ke kios lain).
6. Tips (paling gampang dilaksanakan): Konsisten merawat burung secara tidak konsisten…(dengan risiko ditanggung sendiri…., hehehehe).

Tips dan trik menjaga kesehatan mental burung:

  1. Biasakan diubah2 tempat gantungannya di tempat2 yang relatif ramai orang, gaduh, berisik.
  2. Jangan diubah2 posisi tempat pakannya.
  3. Jangan diubah2 bentuk dan ukuran tempat tenggeran/tangkringannya.
  4. Biasakan burung dengan kerodong, topi, payung dan lain-lain, dengan warna yang beragam.
  5. Biasakan dipertemukan dengan burung lain (baik sejenis maupun lain jenis). Catatan: Jangan lama2, kalau Anda belum yakin dengan kondisi mental si burung.
  6. Biasakan dibawa bepergian (entah pakai mobil ataupun motor) entah untuk tujuan lomba, latber, atau sekadar muter2 kota. Misalnya Anda main ke rumah kawan dan tidak merasa repot, bawa saja burung Anda meskipun di sana hanya digantung sendirian, sementara Anda ngobrol.
  7. Milikilah burung sejenis sebagai sparring partner atau “unthul” (bahasa Jawa, bahasa Indoensia-nya apa saya tidak bisa memilih kata yang pas) dengan kualitas mental yang jeblok, untuk selalu “dilabrak” oleh burung andalan kita. Ini seperti kalau kita punya ayam bangkok petarung, maka kita perlu ayam jago lainnya (biasanya ayam lokal) yang kualitas tarungnya jelek dengan tugas “menerima pukulan” bangkok jagoan kita. Ini bertujuan meningkatkan mental burung dengan cara memberi perasaan bahwa dia adalah burung “menangan” (padahal musuhnya-lah yang jelek, hehehe bo’ongi saja biar dia pede).


Catatan A:
Burung-burung yang sangat sensitif terhadap perubahan pakan, perawatan dan lingkungan:
1. Jenis kacer/anis (AM, AK, kacer)
2. Jenis cucak (terutama CR dan CI/CH).
Catatan B:
Untuk konsistensi bisa diabaikan ketika Anda men-treatment burung dalam proses ngurak/ bodol/ mabung karena untuk burung2 tertentu kadang diperlukan treatment khusus yang sama sekali berbeda (saya pernah menulis tentang ini. Coba lihat threat tentang AM).

Burung perlu medical/behavior record
Berkaitan dengan masalah konsistensi ini, perlu kiranya setiap burung memiliki medical/behavior record. Tentu ini sekadar catatan kesehatan dan perilaku yang kita tulis secara sederhana. Dalam record itu antara lain terdapat catatan tentang pola makan, pola mandi/jemur, design/pola kandang dan tangkringannya. Record itu kalau bisa ditempel di tempat yang terlihat sehingga siapa saja yang merawat burung itu akan menanganinya dengan pola yang sama. Kalau Anda punya satu dua burung, mungkin tidak bingung ketika Anda pergi dan meninggalkan burung pada perawat khusus/orang lain. Coba saja Anda punya burung lebih dari 10, maka konsistensi perawatan akan kurang terjamin, apa lagi kalau Anda mau mengoperkan perawatan kepada orang lain.
Inilah sesungguhnya yang terjadi, mengapa selama ini banyak orang yang kecewa karena burung yang mereka beli tidak sebagus ketika masih ada di tangan pemilik sebelumnya, misalnya. Jadi kalau Anda beli burung bagus, tanyakan secara detil bagaimana perawatannya, bukan sekadar pada pola pakan, tetapi juga pada pola mandi/jemur, pola sangkar dan detail dalamnya, serta kebiasaan2 lain yang membuat burung dalam kondisi happy (trauma pada benda2 tertentu, bisa membuat burung macet bunyi ketika melihat benda2 sejenis).
Di dalam record itu, juga perlu ada catatan tentang pola perawatan insidentil. Misalnya saja, ada catatan detail pola perawatan ketika mau turun lomba/latber, sebab banyak yang memberikan pola makan berbeda ketika dalam kondisi biasa dan kondisi akan dilombakan/dilatberkan. Bisa saja ketika mau ditandingkan, biasa ditambah porsi pakan A-nya dan dikurangi porsi pakan B-nya, atau malah diberi pakan C yang tidak pernah diberikan secara harian, dan sebagainya.
Read more > Kunci utama perawatan burung murai batu
 
 
Copyright © seputar info burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo