Monday, October 20, 2014

Cara Memilih Burung Kacer Bakalan dan Membedakan Jantan Betina

Cara Memilih Burung Kacer Bakalan Dan Membedakan Jantan Betina. Burung Kacer adalah spesies burung yang sangat susah dalam cara perawatan dan penangkaran nya,apabila kita ada kesalahan dalam "Cara Perawatan Burung Kacer" sehari - hari nya, burung tersebut akan jarang bersuara atau bisa jadi tidak akan mau bersuara lagi dan burung tersebut akan kembung,Setelah burung tersebut kembung maka akan lebih sulit lagi dalam hal perawatan nya.

Berikut ini adalah Cara Memilih Burung Kacer Bakalan berkualitas bagus :
  • Pastikan bakalan kacer berjenis kelamin jantan, karena hanya kacer jantan yang rajin berbunyi/gacor. Ciri kacer jantan adalah warna bulunya hitam mengkilap dan tegas.
  • Memiliki kepala berbentuk kotak, dengan mata yang melotot dan bulat besar. Ciri ini menandakan memiliki mental yang bagus.
  • Memiliki paruh yang panjang, tebal, besar, dan berpangkal lebar. Paruh bagian bawah lurus, dan posisi lubang hidung sedekat mungkin dengan mata. 
  • Memiliki postur tubuh/badan yang sedang. Hindari memilih bakalan kacer yang berbadan pendek dan berleher pendek.
  • Panjang antara leher, badan, dan ekor serasi. 
  • Memiliki sayap yang rapat.
  • Memiliki kaki yang besar dan kering, serta cengkeraman kaki yang kuat. 
  • Memiliki leher yang panjang dan padat, sebagai tanda bahwa burung ini memiliki suara yang powerful dan bagus.
  • Nafsu makan tinggi dan gerakannya lincah, menandakan burung tersebut sehat dan bebas penyakit.

Cara membedakan kacer jantan betina adalah sebagai berikut
 
Betina
  • Postur relatif kecil
  • Warna kusam alias hitam pudar
  • Suara monoton
  • Gerakan agak lambat dan pasif
  • Ekor pecah dan menyebar

Jantan
  • Postur jantan lebiih panjang, besar dan gagah
  • Warna hitam pekat dari kepala sampai dada
  • Suara lebih variatif dan gacor
  • Gerakan gesit dan lebih agresif
  • Posisi diam ekor jantan menyatu dan tidak pecah/ menyebar
Untuk lebih jelasnya bisa perhatikan gambar di bawah ini

burung kacer jantan betina


Semoga Cara Memilih Burung Kacer Bakalan dan Membedakan Jantan Betina bermanfaat untuk para pecinta burung kicau mania semua. Mudah-mudahan ini bermanfaat dan dapat menjadi masukan khususnya kicau mania kacer. Barangkali ada masukan yang lebih baik anda bisa share dalam komentar tentunya ilmu dan pengalaman anda akan banyak bermanfaat bagi para kicau mania.
Read more > Cara Memilih Burung Kacer Bakalan dan Membedakan Jantan Betina

Cara ampuh agar burung kacer cepat gacor

burung kacer jawa
Cara ampuh agar burung kacer cepat gacor. Burung Kacer adalah spesies burung yang sangat susah dalam cara perawatan dan penangkaran nya,apabila kita ada kesalahan dalam cara perawatan burung kacer sehari - hari nya, burung tersebut akan jarang bersuara atau bisa jadi tidak akan mau bersuara lagi dan burung tersebut akan kembung,Setelah burung tersebut kembung maka akan lebih sulit lagi dalam hal perawatan nya. Jenis kacer yang ada banyak di Indonesia adalah kacer hitam/ jawa (Copsychus sechellarum), kacer poci /sekoci (Copsychus saularis) dan kacer madagaskar (Copsychus albospecularis). Burung kacer menyebar di Asia, termasuk Indonesia. Burung kacer adalah salah satu burung yang digemari oleh banyak orang karena warnanya yang elegan dan suaranya yang indah dan keras.

Cara ampuh agar burung kacer cepat gacor

Nah, pada kesempatan ini kami akan berbagi tips kepada sobat kicaukan semuanya tentang bagaimana cara agar burung kacer cepat gacor. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan dan anda lakukan agar burung kacer anda cepat gacor. Berikut adalah beberapa cara agar burung kacer cepat gacor:

1. Jenis kelamin
Burung kacer yang gacor biasanya adalah kacer jantan, jadi pastikan kacer anda berkelamin jantan. Untuk kacer jantan ditandai dengan warna bulu hitam mengkilap dan tegas. Untuk mengetahui ciri-ciri bakalan kacer yang berkualitas bagus bisa anda baca di sini.

2. Pakan burung kacer
Agar burung kacer cepat gacor/rajin bunyi, anda sebaiknya mengganti voer lama dengan yang baru setiap dua hari sekali. Voer yang diberikan sebaiknya berkadar protein 12-18%.Untuk kacer, pemberian pakan hendaknya bervariatif dengan tujuan kebutuhan kacer akan karbohidrat, mineral, protein, dan vitamin tercukupi.

3. Pemberian extra food
Extra food atau biasa disebut EF adalah makanan tambahan bagi kacer untuk variasa menu makanan dan mencukupi kebutuhan nutrisinya. Untuk EF kacer, anda bisa memberikan jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, ulat kandang, kelabang, atau belalang. Sebagai contoh, berikan jangkrik 2-3 ekor di pagi hari dan sore hari. Anda juga bisa memberikan satu sendok ulat hongkong untk 3 hari. Pemberian pakan yang berkualitas dan tepat akan membuat kacer cepat gacor.

3. Kebersihan kandang
Untuk menjadikan kacer yang gacor dan berkualitas juga diperlukan kesadaran anda akan kebersihan kandang/sangkarnya. Bersihkanlah kandang setiap hari, termasuk membuang kotoran burung dan gantilah air minum burung setiap hari. Sebaiknya gunakan air minum yang telah dimasak atau air mineral. Kami merekomendasikan sangkar kacer modifikasi yang berkualitas bagus dengan ukuran yang pas.

4. Pemandian dan Penjemuran
Burung kacer sebelum dimandikan sebaiknya diangin-anginkan dulu di teras selama 30 menit. Setelah itu anda bisa memandikan burung kacer dengan semprot atau dengan karamba, disesuaikan dengan kebiasaannya. Penjemuran burung kacer agar cepat gacor bisa anda lakukan setiap hari di pagi hari. jam 8-10 pagi, dan sebaiknya tidak didekatkan pada burung kacer lain. Setelah dijemur burung diangin-anginkan di teras selama kurang lebih 10 menit, setelah itu dikrodong kembali.

5. Pemasteran
Yang satu ini wajib anda lakukan agar kacer cepat gacor, yaitu dengan pemasteran suara. Pemasteran suara bisa dilakukan dengan suara burung master lain atau dengan mp3 player yang sekarang banyak tersedia. Pemasteran bisa dilakukan pada siang hari sampai sore hari (10.00-15.00), dan di malam hari sampai pagi. Untuk hasil yang maksimal, selama pemasteran kacer sebaiknya dikrodong.

6. Kenyamanan lingkungan
Burung adalah spesies yang terbiasa dengan suasana nyaman, begitu juga dengan kacer. Untuk itu agar burung kacer merasa nyaman dan tenang, pastikan suasana di sekitar rumah anda kondusif. jauhkan dari gangguan kucing, tikus, atau anjing. Karena jika selalu terganggu maka akan berpengaruh pada mental dan suara kacer itu sendiri. Buatlah suasana yang asri, sejuk, dan nyaman agar kacer anda merasa nyaman dan lekas gacor.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang bagaimana cara ampuh agar burung kacer cepat gacor, semoga bermanfaat bagi anda dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Read more > Cara ampuh agar burung kacer cepat gacor

Tuesday, October 7, 2014

Burung Cucak Biru

Burung Cucak Biru. Di Indonesia burung ini dikenal dengan nama Cucak Biru, sebagian ada yang menyebutnya Cucak Gadung, sedangkan di luar negeri disebut Asian Fairy Bluebird, dengan nama latinnya Irena Puella. Sekilas burung Cucak Biru terlihat sangat menawan, apalagi dengan perpaduan warna biru dengan hitam pada bagian tubuhnya, ditambah ciri mata merah yang dimilikinya membuatnya terlihat menarik dan gagah sebagai burung pengicau.

Karakter suara kicauan Burung Cucak Biru berisi tembakan-tembakan yang tinggi dan melengking, banyak yang menyamakan dengan karakter Burung Cucak Hijau. Hanya saja variasi kicauan yang dimiliki Cucak Biru lebih terbatas, namun bukan berarti burung ini hanya bisa berkicau dengan nada yang itu-itu saja. Sebab Burung Cucak Biru juga mempunyai kemampuan untuk merekam suara burung kicauan lain dengan baik. sehingga bila dilatih dari kecil dan didekatkan dengan burung kicauan lainnya, suara variasi kicauan burung Cucak Biru bisa bertambah.

Dibanding di negara Indonesia, burung Cucak Biru sebenarnya lebih banyak habitatnya terdapat di luar negeri seperti Filipina, Malaysia, Bangladesh, India, Srilangka, dan Nepal. Untuk wilayah Indonesia, penyebarannya banyak ditemukan di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Di alam liar, burung ini menyukai hidup di kawasan hutan pada dataran-dataran tinggi dengan ketinggian 1800 m dari permukaan laut. Di sana mereka hidup berpasang-pasangan secara berkoloni namun dalam skala yang kecil, sekitar 6-8 burung saja, tapi terkadang juga bisa bergabung dengan kelompok burung jenis lainnya.

Untuk membedakan kelamin yang jantan dengan betina tidaklah terlalu sulit. Ciri-ciri Cucak Biru yang jantan memiliki warna biru yang terang pada bulu bagian punggungnya, pada bagian muka, dada, dan ujung ekor berwarna hitam legam, postur tubuh sedikit lebih besar, kemampuan variasi kicauannya lebih mumpuni. Sedangkan ciri-ciri Cucak Biru yang betina warna biru pada bulunya lebih lembut agak gelap, begitupun warna hitam di bagian tubuhnya agak kusam kecokelatan, tubuhnya lebih mungil, dan kemampuan suara kicauannya monoton.

Burung Cucak Biru merupakan burung pemakan buah dan serangga kecil. Buah-buahan favoritnya adalah pepaya dan pisang, untuk pakan serangga di alam bebas biasanya burung ini mencari makanan di atas pohon seperti ulat, jangkrik kroto, semut dan serangga kecil lainnya. Demi mendapatkan makanan, burung ini mampu melakukan perjalanan jauh ke suatu wilayah di mana mereka bisa mendapatkan makanan yang berlimpah, meskipun begitu burung Cucak Biru sangat jarang bermigrasi, biasanya mereka akan kembali lagi ke wilayah asal.

Bila sudah memasuki masa kawin, para pasangan Cucak Biru masing-masing akan memisahkan diri dari kelompok koloninya. Lalu mereka memasuki hutan lebat di mana mereka bisa membuat sarang dengan aman. Sangkar Cucak biru berbentuk bulat seperti mangkuk terbuka yang tersusun dari ranting, akar, daun yang berukuran kecil dan kering, juga sering ditemui adanya lumut hijau sebagai komponen penyusun sangkar.

Biasanya yang membuat sangkar adalah Cucak Biru yang betina, sangkar dibuat pada pepohonan yang lebat dan tinggi yang sukar ditemukan manusia dan menaruh telurnya di sana. Dalam satu kali masa kawin burung Cucak Biru betina menghasilkan dua telur saja, lama waktu menetas telur tersebut lebih kurang 13 hari. Setelah telur menetas, burung yang betina dan jantan secara bergantian memberi pakan.

Kelangkaan yang dialami burung Cucak Biru membuatnya sangat sulit ditemukan di pasaran, jika pun ada tentu saja harga jualnya menjadi sangat tinggi. Maka bila ada diantara penghobi yang mempunyai burung Cucak Biru maka termasuklah dia penghobi yang sangat beruntung.
Read more > Burung Cucak Biru

Burung ocehan pelanduk semak

 http://bio.undip.ac.id/sbw/birdimages1/pelanduk_semak03.jpg
Burung ocehan pelanduk semak. Burung ocehan yang tersebar di kepulauan negara Indonesia jumlahnya sangat banyak sekali dengan berbagai bentuk dan ciri yang berbeda-beda. Penyebaran burung ocehan tersebut terkadang hanya terdapat di Indonesia tetapi sebagian lagi juga terdapat di negara tetangga Indonesia. Nah, artikel ini coba mengenalkan kepada para pembaca mengenai satu jenis burung ocehan yang terdapat di negara Indonesia dan negara tetangga. Yang tujuannya ialah agar kita mengenal berbagai jenis burung ocehan yang belum diketahui. Dan nama burung ocehan yang ingin dibicarakan tersebut adalah Burung Pelanduk Semak.

Burung Pelanduk Semak merupakan burung endemik asal Indonesia tetapi juga penyebarannya terdapat di wilayah semenanjung malaysia. Burung ini mempunyai nama latin Malacocincla sepiaria yang habitat hidupnya ialah hutan tropis, perbukitan, daerah pegunungan, dan semak-semak. Di Indonesia penyebaran burung ocehan Pelanduk Semak terdapat di berbagai daerah seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Sehingga burung ocehan ini sudah cukup populer bagi masyarakat Indonesia.

Suara kicauan dari burung Pelanduk Semak mempunyai ciri khas yang berbeda yakni suaranya terdengar lantang yang didengungkan dengan nada yang keras, menusuk, dan monoton. Dan bunyi nada kicauannya ialah “piii-oooo-wiit” atau terkadang terdengar juga dengan nada “ooo-wiitt”. Suara kicauannya tidak hanya itu saja melainkan ada lagi terutama untuk tanda bahaya atau alarm bagi kawanannya agar waspada dengan lingkungan sekitar dan bunyinya “”hiuurrr...tiuurrr...tiurr..tiuurrr”. Serta untuk yang betinanya jenis kicauannya sedikit berbeda dari yang jantan yang mana suara yang dikeluarkan dengan nada yang menurun “hihi...hihi...hihi”.

Ciri-ciri Burung Pelanduk Semak ialah ukuran tubuhnya yang kecil sekitar 14 cm saja, terdapat warna abu-abu di bagian mahkota kepalanya, warna putih di bagian tenggorokannya, dadanya berwarna abu-abu, pada bagian bawah perutnya berwarna coklat, sedangkan pada bagian tengah perutnya terdapat warna putih yang di sisinya terdapat warna kuning muda. Keunikan dari burung pelanduk semak ini adalah ukuran sayapnya yang pendek dan begitu juga dengan ekornya serta kakinya yang juga berukuran kecil. Sehingga burung ini kesulitan untuk terbang dan lebih suka berlama-lama di tanah untuk mencari makan.

Di alam liar burung pelanduk semak membangun sarangnya tersembunyi di dekat semak-semak belukar atau berada di atas permukaan tanah. Dan sarangnya mempunyai bentuk seperti cawan yang tidak terlalu rapi atau bagus penyusunannya, sarangnya terbuat dari daun yang sudah kering yang dililit oleh serat-serat kering. Burung pelanduk semak dapat bertelur sepanjang tahun dan jumlah telur sekali melakukan musim kawin sebanyak 2 butir lalu ciri-ciri telurnya berwarna merah jambu dan terdapat bercak merah di cangkang telurnya.

Karakter atau sifat dari burung pelanduk semak ialah mudah beradaptasi terhadap lingkungannya. Ini mungkin karena habitat hidupnya yang lebih senang tinggal di dataran rendah sehingga tidak begitu takut dengan makhluk lain yang ada di sekitarnya termasuk manusia. Di samping itu burung ini mudah dijinakkan oleh manusia yang memeliharanya dan juga mudah sekali mau berkicau sehingga keberadaan burung pelanduk semak juga berada di pasar burung ocehan.

Read more > Burung ocehan pelanduk semak

Burung cica matahari yang mulai langka

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDZerqbMcH_ew2s86bybLOGyWLfTQFnZ6qDtR6NmssTut__MkSwXMYTFeNG0BMj7Dg_RSncE15gCj2LUpFXbSYirW8m-vl0ovXH1ekvKP5S9jkfmrNCgafHj3Uw758S7Sk79qvldyh9YB6/s1600/Fleckenwurgertimalie.JPGBurung cica matahari yang mulai langka. Burung ocehan yang populasinya masih banyak di alam liar sebenarnya aman untuk dipelihara oleh manusia. Tetapi jika jenis dari suatu burung ocehan yang sudah mulai langka keberadaannya di alam liar dan di pasaran merupakan hal yang serius untuk tidak lagi diburu dengan berbagai cara lalu dipelihara. Karena akibatnya jumlahnya akan berkurang di alam liar dan dampaknya bisa menyebabkan kepunahan terhadap burung ocehan yang ditangkap tersebut. Nah, ada satu jenis burung ocehan yang merupakan burung ocehan endemik pulau Jawa yang terdapat di Provinsi Jawa Barat yang keberadaannya sudah mulai langka. Dan nama burung ocehan yang sudah mulai langka tersebut ialah Burung Cica Matahari.

Burung Cica Matahari mempunyai nama latin Crocias Albonotatus yang berasal dari keluarga Timaliidae. Penyebaran dari burung Cica Matahari hanya terdapat di Pulau Jawa tepatnya di bagian Provinsi Jawa Barat saja. Habitat dari burung Cica Matahari ialah di daerah hutan tropis dan subtropis, dengan penyebaran paling banyak di daerah pegunungan atau daratan tinggi ketimbang di dataran rendah seperti daerah pantai. Dan Burung Cica Matahari dapat dijumpai di Provinsi Jawa Barat pada daerah-daerah tertentu yakni di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun. Telah terbatasnya tempat-tempat untuk burung cica matahari hidup menjadikan populasinya ikut terancam yang kian lama kian menyusut sehingga label yang diberikan untuk burung Cica Matahari adalah Near Theatened (terancam).

Ciri-ciri dari burung cica matahari ialah ukuran tubuhnya yang hanya sekitar 20 cm atau berpostur tubuh sedang, terdapat warna hitam pada bagian kepala dan paruhnya, pada bagian dagu sampai ke bagian dadanya berwarna putih ke abu-abuan, terdapat warna merah kecokelatan di bagian atas tubuhnya sampai pada bagian sayapnya dan bercoret putih, sedangkan pada pangkal ekornya terdapat warna hitam keputihan dan pada ujung ekornya terdapat warna putih. Ukuran ekor dari burung cica matahari lumayan panjang dan untuk kakinya mempunyai warna kuning. Sifat atau karakter dari burung cica matahari ialah cukup pemalu jika berjumpa dengan makhluk asing sehingga sangat sulit menjumpai burung ini di alam liar dan lebih sering mendengar suaranya saja.

Ciri-ciri suaranya burung cica matahari memiliki karakter suara yang keras, monoton, serak, dan resik.
Nada suara seperti “brioww … brioww…cioww… cioww… cioww”. Di alam liar burung cica matahari biasanya memakan buah-buahan yang terdapat di hutan dan juga berbagai jenis binatang kecil seperti jangkrik, ulat, kupu-kupu, ikan-ikan kecil/guppy, dan juga katak-katak yang berukuran kecil. Burung cica matahari sering berada di ranting-ranting pohon yang lebat dan terkadang lebih memilih untuk hidup sendiri serta sesekali juga berkabung dengan kawanannya saat musim kawin tiba. Untuk musim kawinnya biasanya berlangsung pada bulan Desember hingga Maret dengan jumlah telur sekali musim kawin mencapai dua butir saja.

Demikianlah penjelasan mengenai burung cica matahari yang populasinya sudah mulai langka di alam liar. Sehingga dengan membaca artikel ini membuat kita sadar bahwa kelestarian burung ocehan dan tempat hidupnya agar selalu dijaga karena sampai kapanpun siapapun bisa menikmati keindahan kicauan dari burung ocehan tanpa harus memburunya.
Read more > Burung cica matahari yang mulai langka

Sunday, August 31, 2014

Mengenal Istilah seri F pada Burung Kenari

Mengenal Istilah seri F pada Burung Kenari. Sebagai peternak burung, kita pasti sering  mendengar istilah-istilah tentang kenari lokal, impor, AF, F1, F2 dan lain sebagainya. Beberapa penghobi masih bingung dengan istilah “F” di sini. Istilah “F” ini secara kasar dapat dikatakan sebagai “keturunan”. Bila “F1” ya berarti “keturunan kesatu”, bila “F2” ya berarti “keturunan kedua”, demikian pula selanjutnya. Tetapi lain lubuk lain belalang, demikian pepatah berkata, di daerah lain “F2” mewakili kenari hasil perkawinan F1 dengan F1.
 Mengenal Istilah seri F pada Burung Kenari
Mengenal Istilah seri F pada Burung Kenari

Di Yogyakarta pada khususnya “F2” berarti kenari hasil perkawinan F1 dengan jenis indukan F1 tersebut. Misalnya betina F1, hasil perkawinan Yorkshire jantan dengan betina lokal, dengan Yorkshire. Pada kesimpulannya, sayapun juga bingung mana yang benar, mana yang salah. Akhirnya saya tidak terfokus pada istilah, tetapi saya berfokus pada mutu keturunan. Inipun saya anggap masih menjadi misteri, keturunan atau kenari jenis apakah yang cocok dengan lomba di tanah air. Tetapi beberapa jenis kenari hasil persilangan Yorkshire dengan lokal telah membuktikan prestasinya. Apakah kita akan berhenti di sini? Saya pribadi menjawab: Tidak Akan Pernah? Beberapa bulan terakhir ini saya berpikir perlunya darah atau dapat dikatakan jenis atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan istilah strain.

Kalau kita mengawinkan F1 jantan dengan F1 betina maka kita lihat anakannya ada yang besar dan ada yang kecil. Hal ini dikarenakan F1 bukanlah Final Strain! Saya sudah menulis di buletin ini, bagaimana orang Amerika menemukan jenis kenari baru yang mereka sebut American Singer Canary, hasil persilangan antara Border dan Harzer. Inilah maksud tulisan saya! Saya mengajak para peternak dan kenari mania di sini untuk menciptakan jenis baru yang cocok di Indonesia. Tentunya yang Final Strain, yang bila dikawinkan dengan sesama jenisnya akan menghasilkan anakan yang bodinya seimbang antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh kenari Yorkshire, bila dikawinkan dengan sesama Yorkshire maka akan dihasilkan Yorkshire yang ukuran bodinya telah dapat ditentukan.

Di lomba Indonesia dewasa ini dituntut lagu yang indah, volume yang keras, panjang napas yang mendukung, gaya yang menawan dan kerajinan bernyanyi. Penilaian saya kenari tersebut tidaklah berukuran BESAR, karena pengalaman mengatakan burung yang besar kurang rajin bernyanti. Sedangkan burung yang kecil kurang menawan dilihat dan para papburi mania menghakimi volumenya kalah dengan jenis yang lebih besar. Sehingga harusnya kenari ideal Indonesia adalah antara kenari jenis kecil dan jenis besar. Kita ketahui jenis kecil terbagi dari colorbred canary (masyarakat menyebutnya kenari holland, yang membuat saya bingung karena lahirnya di Indonesia alias pribumi tetapi warganegara holland dan kenari jenis tersebut adanya tidak hanya di Holland serta yang menemukannya juga bukan orang Holland!), Waterslager, Harzer, Lizard, Gloster, Taiwan, Fusan (Cina).

Jenis besar dapat dikatakan terdiri dari: Yorkshire, Crested, Lancashire, Norwich, Border, Scotch Fancy, Belgi Bossu. Selain itu terdapat jenis Frill atau bulu balik dan variannya yang antara lain: Parisian Frill, Paduan Crested Frill, Fiorino, North/South Dutch Frill. Serta jenis-jenis kenari yang jarang atau belum dikenal masyarakat kita seperti Munchener, Japan Hoso dan lain-lain. Dari gambaran jenis-jenis kenari di atas maka dapat ditarik perkataan bahwa jenis kecil akan disilangkan dengan jenis besar, kita sudah dapat membaca jenis apa yang akan disilangkan, mengambil keunggulan ini untuk menutup kelemahan ini, dan lain-lain. Yang menjadi kebingungan saat ini adalah jenis apa yang harus disilangkan? Tentunya hal ini akan terjawab dengan eksperimen, teknik try and error harus dilakukan karena bukankan berbuat salah adalah manusiawi.

Banyak pertanyaan muncul dari berbagai orang yang menanyakan kepada saya apa itu kenari AF? Apa itu kenari F1? Dan apa yang dimaksud kenari F1, F2 dan F3? Apa perbedaan kenari AF,F1,F2 dan F3? Banyak jawaban untuk soal ini dan salah satu diantaranya akan berusaha dijawab.Pertama-tama yang perlu dipahami mengenai "F" sendiri bisa diartikan sebagai keturunan. Jika demikian F1 berarti merupakanketurunan ke 1 sedangkan F2 adalah keturunan ke 2 dan begitu seterusnya. Namun tidak semua keturunan yang dihasilkan oleh sepasang indukan kenari dapat dikatakan demikian, simbol "F" ini dapat digunakan jika hasil keturunannya di dapat dari persilangan kenari, yang artinya adalah berasal dari perkawinan silang antara kenari dengan jenis yang berbeda.

Jika dimulai dari hukum dasar makan F ini sebenarnya berasal dari hasil perkawinan antara 1 pasang indukan. Jadi mungkin gambarannya adalah begini. P (parental) x P (parental) = F1 (ini berlaku dalam sistem hybrid ataupun perkawinan sesama jenis). Dari teori diatas dapat diturunkan lagi menjadi sebuah "Family Tree" yang berasal dari indukan sesama jenis (misal yorkshire x yorkshire) ataupun beda jenis (misal yorkshire x lizard, waterslager x blackthroat) sehingga menghasilkan F1 atau keturunan pertama. Tentu saja F1 dari dua contoh perkawinan tersebut menghasilkan sifat genetika yang berbeda. Secara umum F2 akan membawa sifat yang lebih random dalam perkawinan hybrida.

Namun istilah F sendiri masih terbilang rancu dan kurang spesifik dalam ranah peternakan kita sehingga kadang membuat orang bingung. Misalnya saja F1 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire dengan kenari lokal dan F2 dihasilkan dari perkawinan kenari yorkshire dengan F1.Perkawinan kenari yorkshire dengan kenari lokal (kenari besar dengan kenari kecil) menghasilkan F1F2 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire (indukan dari F1) dengan kenari F1Hasil dari perkawinan antara kenari F2 dengan kenari indukan kenari F1 menghasilkan keturunan ke 3 atau yang disebut dengan F3.

Sumber lain mengatakan bahwa kenari F3 dapat dihasilkan dari perkawinan sesama keturunan F2F4 dihasilkan dari kenari F3 yang dikawinkan dengan salah satu induk dari F2Keturunan F4 jika dikawinkan dengan sesama keturunan F4 akan menghasilkan F5. Keturunan ke 5 atau F5 bisa juga dihasilkan dari perkawinan antara F3 dan F4Jika keturunan F5 dikawinkan dengan induk dari keturunan F4 maka akan menghasilkan F6 dan inilah yang disebut sebagai fixed strainSebagai tambahan, jenis keturunan yang sering disebut AF sebenarnya asing ditemui dalam istilah biologi dan bahkan mungkin tidak ada.

Namun sudah terlanjur beredar umum dan setidaknya perlu dijelaskan bahwa kenari AF dihasilkan dari keturunan Filial F1/F2/F3 (bukan jenis fixed strain) dikawinkan dengan kenari lokal atau kenari non fix strain dalam 3 tingkatan ke depan. Dengan kata lain perkawinan sesama non fix strain akan menghasilkan keturunan yang disebut AF.margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Catatan: (indukan tidak hanya/harus dari kenari yorkshire saja melainkan dari semua jenis kenari, semisal: lanchasire, border, roller, gloster dll dengan acuan rumus keturunan yang sama pula).

Selain itu untuk menciptakan jenis baru tidak hanya mengacu hanya sampai F6 saja melainkan tergantung dari target dan variabelnya. Fixed strain sendiri dijelaskan sebagai suatu sifat permanen yang melekat pada kenari. Dengan fixed strain ini maka akan didapat sifat-sifat permanen yang meliputi volume suara, bentuk dan warna. Jika selama ini kita sering mendapati kenari F1 dengan postur yang berbeda-beda itu dimungkinkan karena belum adanya fixed strain.

Final Strain,  Static Strain dan DegradationAnggaplah saja kita berandai-andai seperti ini, jika yorkshire dikawinkan dengan lokal (ys x lokal) maka sebutan yang umum untuk hasil keturunannya adalah F1 ys. Kita berandai bahwa F1 ys ini mewarisi 50% sifat dari ys dan selanjutnya F2 mewarisi 70%-75% sifat ys sedangkan F4 mewarisi lebih dari 90% sifat ys. Kita akan mendapat static strain atau jenis statis jika perkawinan sesama F4 terjadi atau dengan kata lain F4 x F4. Jika F6=final strain maka dengan kata lain F6 itu bisa disebut sebagai jenis baru kenari.

Dalam perkembangannya peternak sering mengawinkan secara monohibrid yang misalnya saja F1 dikawinkan dengan F1. Adapun keterangan untuk menanggapi hal tersebutJika F1 x F1 maka istilah umumnya anakannya akan disebut AF dimana hereditas fenotipe dari indukannya akan berkurang.Jika F1 disilangkan dengan lokal maka istilah keturunannya akan disebut sebagai lokal super dimana degradasi sifat dari indukannya akan semakin terlihat.Jika lokal super disilangkan dengan lokal maka anakannya akan disebut sebagai lokal.Dilema Nama Keturunan Perkawinan Kenari Saat ini yang menjadi banyak perdebatan adalah soal perkawinan monohibrid dimana sesema kenari yang belum final strain dikawinkan.

Misalnya saja tentang masalah nama dari keturunan F1 x F1, beberapa pendapat mengemukakan bahwa hasil dari perkawinan itu disebut AF. Dengan kata lain perkawinan sesama jenis non fix strain disebut AF. Asumsi ini diperkuat dengan teori gen hereditas fenotipe yang semakin luntur jika sesama non fix strain dikawinkan, selain itu filial dari fixed strain (contoh yorkshire) (F)  yang berada di depan biasanya adalah sebagai pengangkat pamor dan dianggap lebih tinggi. Namun beberapa sumber juga mencatat bahwa F1 x F1 disebut F2, ini didasarkan pada F yang berarti Filial bersifat turun temurun, terus mana yang benar?

Beberapa peternak senior mengatakan kepada saya bahwa janganlah kita terlalu mempermasalahkan hal ini sebab di Indonesia sendiri masih dalam taraf setengah jalan yang artinya untuk menamai keturunan tersebut diperlukan pembuktian rantai keturunan secara rinci dan detail seperti halnya di luar negeri. Adapun beberapa asumsi dan kerancuan yang teramat sangat membingungkan yang berkembang di kalangan peternak dan penghobi, contohnya adalah seperti ini:F1 x F1 = AF11. Ini dikarenakan F belum merupakan final strain sehingga asumsinya adalah hasil perkawinan tersebut disebut AF.

Angka sebelas/11 menunjukkan bahwa itu adalah hasil perkawinan antara sesama keturunan pertama. Jadi F2 x F2 = AF22 dst.Kenari disilangkan dengan blacktroat sehingga anakannya disebut blacken, kenapa tidak biasa disebut sebagai F1? ini dikarenakan karena pada perkembangannya peternak sering menyilangkan kenari yang sudah fixed strain ataupun belum fix strain dengan blackthroat. Jika F1 ys x blackthroat maka anakannya akan disebut apa?

Mengawinkan sesama kenari yang belum fix strain namun berbeda jenis. Misalnya saja hasil perkawinan antara yorkshire x lokal dikawinkan dengan hasil perkawinan lizard x waterslager, disebut apakah anaknya?F1 ys x lizard, anakannya disebut apa? Ys x lokal = F1 lokal?Untuk menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab secara rinci oleh beberapa teman saya yang sudah bertahun-tahun mendalami kenari ini, lebih baik kita jangan dipusingkan dengan itu.

Setiap peternak memberi nama keturunannya dikarenakan untuk membuktikan silsilah dari keturunan tersebut. Jika kita adalah seorang peternak yang menekuni bidang fix strain maka bisa jadi kita bisa membuktikan rantai regenerasi secara rinci, namun jika tidak maka asumsi yang beredar di masyarakat sekarang toh tidak seratus persen salah.

Jadi setiap peternak wajib mempertanggungjawabkan hasil dari ternakannya yang kemudian dapat menunjukkan mana indukannya. Karena kita selama ini mengacu kepada pendekatan gen dominan dari indukan fixed strain maka dalam perjalanannya jika menyilangkan sesama non fixed strain akan terjadi kerancuan yang telah kita alami sekarang. Jadi akan lebih baik kita melihat secara nyata tentang masalah kualitas si burung itu sendiri yang meliputi postur, suara dan karakter.

Read more > Mengenal Istilah seri F pada Burung Kenari
 
 
Copyright © seputar info burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo