Wednesday, December 26, 2012

Waspada musim hujan

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh para hobbies burung berkicau, terutama memasuki masa musim hujan seperti sekarang ini. Jika tidak diwaspadai, maka musim hujan ini bisa berdampak negatif bagi burung peliharaan kita.

pernahkan anda mengalami perubahan kondisi burungdisaat perubahan cuaca, terutama dr musim kemarau menjadi musim penghujan ?
berikut ada beberapa hal yang harus di perhatikan :

1. Burung memegarkan bulu.
Ini adalah tanda bahwa burung sedang dalam kondisi fisik yang kurang sehat diakibatkan oleh suhu udara yang cenderung dingin.
Selain memegarkan bulu, burung cenderung menjadi murung dan kurang aktif, selain itu nafsu makan juga dapat menurun secara drastis, dan hal ini dapat berujung pada kematian.
Solusinya, usahakan burung ditempatkan pada lokasi yang bersuhu sedikit hangat selama musim hujan. Penempatan bisa di bawah cahaya lampu, atau dalam ruangan yang sedikit hangat. Full korodong juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindari hawa dingin selama musim hujan.
Usahakan jangan memandikan burung selama tidak ada jaminan bahwa matahari akan terbit dengan cerah.

2. Pakan yang terkontaminasi.
Udara lembab akan sangat mudah merubah struktur kimia yang terkandung dalam pakan atau voer. Selain membuat pakan menjadi lembab dan mudah berjamur, hal ini juga dapat mengganggu sistem pencernaan burung jika dikonsumsi secara terus menerus, karena pakan telah terkontaminasi akibat udara lembab.
Perubahan pada pakan atau voer ini juga dapat menyebabkan burung kehilangan selera makan, hal ini ditandai dengan sedikitnya kotoran burung dibandingkan dengan biasanya dan banyaknya pakan yang tumpah di dasar sangkar.
Solusinya, selama musim hujan ini, biasakan memberi pakan hanya untuk kebutuhan perhari. Keesokan harinya, pakan sisa dibuang dan diganti dengan pakan yang baru.
Selain itu, pakan yang telah terbuka kemasannya , sebaiknya ditempatkan pada wadah tertutup dan tidak disimpan pada ruangan bersuhu lembab.

3. Sediakan EF segar.
Pada saat burung sedang dalam kondisi tidak prima dan nafsu makannya berkurang, EF segar adalah solusi terbaik untuk mengatasi hal ini.
Selama musim hujan, EF yang dapat meningkatkan suhu tubuh burung seperti Ulat Hong Kong adalah kebutuhan utama burung.
Pemberian dapat dilakukan secara terbatas dan cukup dilakukan selama masa musim hujan saja.

Read more > Waspada musim hujan

Dampak negatif penjemuran Murai

Seperti kita ketahui, penjemuran adalah bagian integral dari pola rawatan untuk semua burung berkicau, termasuk Murai Batu.
Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit menjelaskan tentang dampak negatif yang bisa terjadi dari proses penjemuran.

Sebagian besar hobbies, cenderung memaksakan untuk menjemur MBnya dalam jangka waktu yang bisa dihitung dalam jam, misalnya 1 jam, 2 jam atau bahkan lebih.
Hal ini dilakukan untuk menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan dari MB tersebut.
Pertanyaan yang muncul, apakah tidak ada dampak negatif dari pola penjemuran seperti di atas...?
Jawabannya, saya yakin pasti ada, sebab dialamnya, MB tidak menjemur dirinya dalam jangka waktu yang terpola seperti di atas.


Berikut ini adalah dampak-dampak negatif yang bisa muncul karena proses penjemuran tersebut:

1. Katarak.
Yaitu selaput berwarna putih yang menutupi bola mata dan bisa menyebabkan kebutaan pada MB.
Katarak ini muncul akibat dari sinar ultra violet yang secara terus menerus terkena pada retina mata MB.
Hal ini bisa terjadi pada MB-MB yang mengalami proses penjemuran secara berlebihan.

2. Bulu yang kusam.
MB yang sering mengalami proses penjemuran, cenderung akan terlihat kusam. Hal ini terjadi karena hilangnya zat lilin yang ada pada bagian bulu, yang berfungsi untuk menjaga kecerahan warna bulu.
Selain kusam, hilangnya zat lilin juga bisa menyebabkan bulu-bulu MB terutama bagian ekor dan sayap sangat mudah pecah dan rusak.

3. Rusaknya pita suara.
MB yang mengalami penjemuran secara berlebihan akan mengalami gangguan pada pita suaranya.
Awalnya mungkin si MB akan terdengar bersuara serak, jika masih dilakukan penjemuran secara berlebih, bukannya tidak mungkin, suara MB akan mengecil dan hilang sama sekali.

4. Pecahnya pembuluh darah.
Ciri yang umum terjadi, si MB akan terlihat lunglai dan tidak sanggup berdiri tegak.
Kondisi yang paling parah, kedua kakinya akan mengalami kelumpuhan.
Kematian adalah akhir dari semua ini.

Solusi terbaik untuk semua ini adalah, jangan pernah memaksakan penjemuran buat MB dengan harapan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh dari si MB.
Penjemuran adalah bagian dari pola hidup MB dialamnya yang lebih bertujuan untuk menghangatkan badan dan membunuh segala macam jamur dan kutu yang mungkin ada pada tubuhnya.
Dialamnya, MB juga hanya berjemur diri secukupnya, bahkan tidak lebih dari 10 menit.
Perbandingannya, lihat saja burung-burung kecil di pohon di pagi hari.
Setelah mandi dengan embun yang menempel di daun, burung-burung ini langsung membersihkan bulunya dan setelah kering langsung terbang.
Read more > Dampak negatif penjemuran Murai

Mitos seputar Murai Medan

Berikut ini ada beberapa contoh mitos yang berkembang di kalangan kicaumania atau penghobi burung tentang katuranggan/ bentuk fisik murai batu yang dipercaya sebagai bagus. Tetapi ya namanya saja mitos, hal itu tidak bisa menjadi pegangan dalam pemilihan murai batu berdasar katuranggan.

1. Kaki hitam: Kaki hitam lebih didasarkan pada habitat aseli burung itu. Dalam setiap habitat burung, tentu ada murai batu yang mampu “merajai” komunitasnya dan ada yang “underdog”. Kalau Anda mendapatkan burung dari kelompok underdog ini, meski kakinya hitam legam, ya tentunya nggak akan bisa jadi murai batu yang top markotop.

2. Mata melotot atau mendolo: Mata yang melotot dipercaya menunjukkan burung punya power bersuara yang bagus. Tetapi faktanya banyak burung yang matanya biasa saja atau malah terkesan sipit, bisa menunjukkan kinerja yang bagus ketika ditarungkan.

3. Ekor ngumpul atau ngempel. Ekor yang menggumpal menjadi satu dipercaya adalah milik murai batu berperforma bagus. Jelas ini tidak benar, sebab bentuk ekor juga tergantung habitatnya. Banyak burung murai batu Aceh yang pada dasarnya ekornya membuka membentuk huruf V, tetapi kinerjanya luar biasa.

4. Body lonjong-besar. Murai batu yang body-nya bongsor panjang belum tentu bersuara kencang karena sebesar dan sebongsor apapun body-nya kalau struktur kerongkongannya tidak memungkinkan pita suara bergetar maksimal, ya tentu volume suara tidak bisa keluar keras.

5. Kretekan keras. Kretekan keras tidak berkorelasi atau berbanding lurus dengan volume yang keras. Banyak burung yang kretekannya biasa saja tetapi bisa menyuarakan lagu dengan volume dahsyat.
Ya itu beberapa mitos di seputar katuranggan burung murai batu di kalangan muraimania. Kalau Anda termasuk pemercaya mitos itu, sebaiknya mulai membentuk lagi persepsi yang salah tersebut agar Anda tidak terjebak memilih burung hanya berdasar mitos.
Yang penting lagi, ketika Anda memilih burung murai batu adalah jangan pernah menyimpulkan dari tampilan fisik semata. Kalau Anda ragu, coba saja ditrek dengan burung lain sebelum menentukan pilihan.

Bagaimana dasar utama pemilihan burung ketika ditarungkan?

1. Tidak loncat-loncat apalagi ngruji/ suka nempel ke jeruji sangkar. Burung yang loncat-loncat ketika ditandingkan, bisa jadi karena terlalu galak atau bisa juga malah kurang power sehingga tidak bisa membawakan lagu dengan tenang. Namun, ada juga yang merupakan bawaan, karakter, yang tidak bisa diperbaiki performanya.

2. Suara keras. Burung yang ketika ngeplong-ngeplong tidak terdengar keras suaranya, belum tentu memiliki suara bervolume kecil. Banyak murai batu bersuara pasa-pasan tetapi sangat kencang ketika mengeluarkan tembakan besetan yang hanya keluar ketika ditandingkan. Inilah perlunya mencoba “ngetrek” burung sebelum membelinya untuk dijadikan andalan di lapangan.

Read more > Mitos seputar Murai Medan

Tips memilih Murai Bakalan

Sebagai penggemar Murai Batu, ada banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum anda membeli burung tersebut. Dari sekian banyak hal, silahkan  pertimbangkan tips yang akan saya sampaikan berikut ini.

1. Hindari membeli Murai Batu yang buta.

Cara termudah untuk mengetahui seekor MB dalam keadaan buta atau tidak adalah dengan mendekati si MB. Jika si MB bergerak dengan cara berputar pada satu arah, kemungkinan besar si MB mengalami kebutaan pada satu sisi matanya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagian mata yang buta ini, biasanya bagian bola matanya akan berwarna keputihan.

2. Hindari membeli Murai Batu yang sering mencabuti bulunya sendiri.

Ciri utama MB yang sering mencabuti bulunya sendiri adalah, ada bagian tertentu ditubuhnya yang mengalami kebotakan. Bagian ini biasanya ada di bawah perut. Selain itu, bulu-bulu besarnya juga cenderung rusak dan kurang sedapuntuk dipandang.
Proses pencabutan bulu biasanya baru terjadi pada saat si MB selesai mandi. Hal ini terjadi karena air dapat merangsang bakteri atau jamur yang ada ditubuhnya untuk bereaksi.

3. Hindari membeli Murai Batu yang dalam kondisi cacat fisik.
Hal yang sering luput dari pandangan mata pada saat kita membeli Murai Batu adalah kelengkapan jari kaki dari si MB.
Sebelum ini terjadi, ada baiknya anda juga ikut memperhatikan jumlah jari kaki dan kelengkapan kuku dari kaki si MB.

4. Hindari membeli Murai Batu yang tidak berekor.
Dengan harga yang lebih rendah, biasanya MB tak berekor bisa dengan mudah memikat hati konsumen. Kalau asal usul dari si MB tidak jelas, maka sebaiknya urungkan niat anda untuk membelinya, sebab bisa jadi MB tersebut adalah MB yang ekornya hitam semua.

5. Hindari membeli Murai Batu yang belum ngevoer.

Bagi sebagian besar hobbies pemula, sebaiknya anda jangan melakukan gambling dengan membeli MB tangkapan hutan yang belum memakan voer.
Selain resikonya terlalu besar, perhitungan nilai ekonomisnya jauh lebih menguntungkan jika anda membeli MB yang sudah ngevoer.

6. Hindari membeli Murai Batu yang kondisi fisiknya sudah lemah.

MB yang memiliki kondisi fisik lemah, biasanya akan sangat rentan terhadap kematian. Jika seekor MB sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri tegakdi tangringan dan hanya terduduk di dasar sangkar, sebaiknya dihindari untuk dibeli.

7. Hindari Murai Batu yang tidak mau memakan EF.

Jika anda menumpai MB yang dalam waktu tertentu anda perhatikan tidak mau menyentuh makanan ataupun memakan EF, sebaiknya anda waspada, sebab bisa jadi MB tersebut dalam kondisi sakit dan bisa jadi MB tersebut adalah MB hasil tangkapan dengan menggunakan mata pancing.

8. Hindari membeli Murai Batu dewasa tangkapan hutan pada musim trotolan.

Membeli MB dewasa tangkapan hutan pada musim trotolan adalah sesuatu yang sangat beresiko. MB dewasa ini diyakini juga memiliki anak pada musim trotolan, sehingga MB seperti ini memiliki tingkat stress yang tinggi dan selalu teringat dengan anak dan indukannya, sehingga MB ini beresiko tinggi untuk mati selama dalam perawatan.



Tips tambahan lain yang perlu diperhatikan


Diasumsikan MB bakalan adalah MB tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
1. Mata
Hindari membeli MB yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika MB sudah katarak, resiko MB tsb menjadi buta sangat tinggi sekali.


2. Kaki.
Usahakan cari kaki MB yang berwarna hitam, karena MB yang memiliki warna hitam pada kakinya, diyakini punya mental berani. Tapi ingat, bukan berarti kaki berwarna lain tidak bagus.
Hindari memilih MB yang memiliki kuku kaki bagian belakang (kelingking) berwarna tidak sejenis, yaitu satu hitam satu lagi putih.
Kami menyebut kuku yang seperti ini dgn sebutan kuku anjing.
MB yang memiliki kuku seperti ini sangat diyakini memiliki mental yang tidak stabil, artinya kalau lagi on fire dia bisa hebat, tapi juga sering down.


3. Ekor.
Cari MB yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat MB memainkan ekornya pada saat ditrek.
Hindari membeli MB dengan ekor bercabang atau menggunting. MB ini diyakini memiliki mental tidak stabil.
Hindari juga membeli MB yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari MB tsb, jika ekornya sudah tumbuh kembali.


4. Bulu Dada.
Kebayakan MB memiliki bulu dada berwarna coklat, tapi jika anda mendapatkan MB dgn bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki anda. MB bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.


5. Usia
Jangan pernah menilai usia MB hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli.
Tipsnya, tangkap MB tersebut, buka mulutnya dan perhatikan rongga mulutnya. Jika masih berwarna putih atau sedikit cerah, maka MB tersebut masih muda, jika sudah berwarna hitam berarti MB tsb sudah tua dan semakin pekat warna hitamnya, semakin tua usia MB tsb.
MB bakalan muda juga mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat dibagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.


6. Tingkah.
Jika ada MB bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan kita, inilah MB dengan mental berani.
MB seperti ini adalah MB yang menjadi rebutan bagi para hobbies di BNA.
Read more > Tips memilih Murai Bakalan
 
 
Copyright © seputar info burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo