Sunday, April 14, 2013

Jabon merah sebagai alternatif pendamping jabon putih


Jabon merah:   salah satu varietas atau jenis dari tanaman jabon yang saat ini mulai dilirik untuk dikembangkan oleh para pekebun adalah jabon merah (antocephalus macrophyllus).  pohon yang selama ini menjadi endemik di daerah Indonesia bagian timur ini dilirik karena memiliki kualitas kayu lebih bagus daripada jabon putih, dalam artian memiliki kelas keawetan dan kekerasan diatas kayu jabon putih.  
akan tetapi kayu jabon merah atau yang lazim dikenal sebagai samama merah juga memiliki waktu panen yang relatif lebih lama apabila dibandingkan dengan jabon putih seperti yang sudah diketahui bahwa jabon putihsudah  bisa mulai dipanen usia 5-7 tahun sedangkan jabon merah dapat dipanen mulai usia 8-10 tahun.
Salah satu kelebihan lain dari jabon merah adalah tanaman ini memiliki ketahanan terhadap hama dan organisme pengganggu yang selama ini kerap menyerang jabon putih,terutama dari jenis ulat penggulung daun. hal ini sangat mahfum karena daun jabon merah relatif lebih keras disamping itu kulit batang jabon merah juga lebih tebal sehingga ulat kurang menyukainya.kelebihan yang lain dari kayu jabon merah yaitu lebih toleran terhadap tanah yang agak kering disamping itu daunnya kurang disukai hewan ternak.seperti halnya jabon putih ,kayu jabon merah juga bisa dibuat kayu lapis atau veneer dan furniture berkualitas.
Menimbang kelebihan dan kekurangan terhadap kedua jenis tanaman jabon tersebut serta untuk mengurangi serangan hama, kami dari CV Jabon Kendal musim tanam ini berencana melakukan penanaman jabon merah dan jabon putih dengan cara di campur ( secara polikultur ) . model pencampuran ini bisa memakai perbandingan 50:50 ataupun 70 : 30 atau menurut situasi dan kondisi di lapangan.
Semisal dengan Jumlah tanaman per hektar dengan jarak tanam 3×3 meter, kita tanam jabon putih sebanyak 800 pohon, dan kita selingi jabon merah sebanyak 300 pohon. maka kita bisa melakukan penjarangan di tahun ke-4 sebanyak 50 persen,tahun ke 6-7 sebanyak 35 persen, dan di tahun ke 8- 10 sebanyak 15 persen tanaman, sedemikian sehingga di akhir tahun ke 8-10  kita bisa melakukan panen jabon merah secara penuh.
Dengan adanya variasi jenis tanaman dalam suatu hamparan kebun maka diharapkan akan saling melengkapi sehingga keseimbangan ekosistem akan makin terjaga. Untuk bibit jabon merah anda bisa memesan ke kami untuk mendapatkan harga terbaik yang rasional dan sangat terjangkau. mari menanam jabon putih dan jabon merah
Read more > Jabon merah sebagai alternatif pendamping jabon putih

Perbedaan diantara jabon merah dengan jabon putih

31852 1226101187507 1678367615 442256 2676821 n perbedaan diantara jabon merah dengan jabon putihJabon merah :kami sering mendapat berbagai macam  pertanyaan mengenaiperbedaan  antara  jabon merah dan jabon putih,bahkan ada diantara beberapa  penjual bibit jabon yang mengatakan bahwa bibit jabon yang di pangkal daunnya terdapat warna  merah diklaim sebagai jabon merah.setelah kami melakukan pengamatan dan konsultasi terhadap beberapa ahli yang   sudah   lebih berpengalaman dan rekan rekan kami lainya maka akan berusaha memberikan penjelasan mengenai kedua jenis pohon jabon ersebut


  • Jabon Merah ( Antocephalus Machropyllus ) memiliki ciri daun yang  kapes kapes mirip daun jati dan berbulu    warna daun bawah atas  cenderung agak kasar dan merah merata.
  • berat jenis kayu jabon merah hampir setara dengan  kayu  mahoni memiliki keras kelas III dan awet III- IV sementara jabon putih memiliki serat kayu putih kekuningan.jabon putih kelas keras IV dan kelas awet IV-V
  • Pertumbuhan jabon merah lebih lambat daripada jabon putih bila ditanam dilahan dan pemupukan setara dibuktikan dengan penanaman di pringsurat temanggung ,dimana jabon merah usia 5 tahun rata rata memiliki tinggi 10 meter dan diameter 16-20 cm,sementara jabon putih memiliki diameter rata rata 25- 30 cm dan tinggi 15 meter,hal ini tidaklah aneh karena secara hukum alam,semakin keras kayu,semakin lambat pertumbuhannya,hal ini pernah terjadi waktu demam jati emas,dimana di usia 7 tahun bisa berdiameter 25-30 cm,tetapi ternyata memiliki kayu yang empuk setara sengon,sampai saat ini belum ada ahli yang bisa merekayasa kekerasan dan kerapatan kayu,kecuali dengan merekayasa waktu pengolahan dengan perendaman dan pengovenan



  • Harga kayu jabon merah sedikit diatas jabon putih terpaut sekitar 100- 200rb dan juga cocok dibuat bangunan maupun veneer kayu lapis bahkan ditingkat pabrik,cenderung harganya sama.
     perbedaan diantara jabon merah dengan jabon putih
  • Penyebaran alami jabon merah terkonsentrasi di daerah Indonesia bagian timur antara Sulawesi,Maluku dan  Papua karena agroklimat disana sangat cocok,berdasar pengalaman rekan kami di tasikmalaya,jabon merah ditanam di lahan diatas 850 dpl ternyata menjadi kerdil sedangkan jabon putih ditanam sampai 1000 m dpl masih menunjukkan pertumbuhan yang bagus.Penyebaran alami jabon putih di sekitar Jalimantan,Jawa,dan Sumatera
berdasarkan penjelasan dari para ahli,maka kiranya sangat bijak bagi para pekebun maupun petani jabon untuk lebih memperhatikan tanaman mana yang cocok ditanam di daerah masing masing.betulada artikel yang menunjukkan jabon merah 8 bulan pertumbuhannya sama dengan jabon putih,vbahkan jatu super pun di awal pertumbuhan 1-2 tahun pertama setara dengan jabon,tapi memasuki tahun ke-3 pertumbuhan jabon merah akan melambat secara signifikan.
Read more > Perbedaan diantara jabon merah dengan jabon putih

Jabon sebagai tanaman reklamasi lahan boksit

Tanah boksit  merupakan tanah kurus dengan unsur hara yang minim untuk tanaman. Beberapa kandungan yang menonjol untuk tanah bosit  adalah kalsium, besi dan mangan perlu diteliti sebelum reklamasi lahan.
Berdasarkan kondisi lahan reklamasi dengan jenis tanah boksit pada umumnya sangat miskin akan unsure hara. Untuk melakukan reklamasi lahan pada lahan bersangkutan perlu dilakukan  teknik yang tepat agar tanaman yang ditanam  menjadi hidup  dan tanah disekitarnya menjadi subur. 

Beberapa cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1  Persiapan Lahan Bosit Untuk Penanaman.
Sebagai lahan kritis, tanah boksit membutuhkan penanganan khusus sebelum dijadikan lahan pertanian.Telah dijelaskan di atas bahwa tanah bosit merupakan tanah kurus yang miskin kandungan unsur hara. Dengan demikian unsur hara merupakan komponen yang harus disiapkan terlebih dahulu, agar lahan boksit bisa kembali digunakan sebagai lahan produktif. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, antara lain :
  • Menggali lahan sebagai tempat tumbuh dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Agar tanaman dengan jarak tanah sama dan teratur maka dilakukan dengan anjir.
  • Sediakan media awal sebagai media tumbuh tanaman. Pada media tanam tersebut dicampur dengan penyerap air (water asorbtion) yang dapat dibuat berbagai bahan yang bersifat sebagai penyerap air.
  • Setelah 5 sampai 7 hari tanah seluruh permukaan mulai disemprot dengan pupuk hayati yang telah difermentasi. Bisa juga dilakukan pencampuran dengan superjet  dengan dosis 1 lite rpupuk hayati, 1 liter Phosmit dan 200 liter air. Tujuannya untuk mengelola  tanah bosit dengan mengintroduksi mikroba yang mampu mengelola tanah. Untuk daerah bekas galian tambang, penyemprotan dilakukan dengan dosis yang lebih banyak.
  • Selanjutnya, setiap lubang diberikan pupuk organik granul Bio Alami. semakin banyak media pupuk ditaburkan, maka lahan akan semakin baik. Tujuan memberikan media organik yaitu digunakan sebagai media tumbuh awal tanaman jabon. Tanaman Jabon jika langsung ditanam pada tanah bosit sulit untuk berkembang, bahkan mati.
  • Penggunaan pupuk an organik sebaiknya diberikan setelah tanaman mulai tumbuh di lahan tersebut. Akan lebih baik diberikan pada umur antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah penanaman. Tujuan pemberian pupuk an organik pada waktu tersebut agar tanaman tidak mengalami stress. Sebab reaksi pupuk anorganik ini sangat cepat, sehingga jika pemberiannya pada masa awal penanaman tanaman belum cukup kuat. Pemberian pupuk an organik pada  tanah ini setelah umur 3 bulan berfungsi sebagai bahan makanan yang  dikelola oleh mikroba. Dengan pertumbuhan jabon yang relatif cepat maka unsur hara tidak cukup mengandalkan dari pupuk organik material dan kinerja mikroba.
 2.   Penanaman.
Dalam proses penanaman Jabon, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Diantaranya adalah :
  • Penamanan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. Sehingga selama musim hujan tanaman tersebut sudah tumbuh cukup kuat untuk memasuki musim kemarau.
  • Media untuk tanam sebaiknya mengandung media organik, yang lebih tahan lama dalam menyerap air dibandingkan dengan tanah bosit. Penyimpanan air di dalam media organik ini dilakukan oleh bakteri atau jamur.
  • Untuk membantu dalam penyediaan air di musim kemarau dapat dilakukan dengan memberikan batang pisang, yang dipotong ukuran sedang dan ditimbun pada media tanaman di dekat pohon jabon.
  • Jika keadaan cukup dratis maka diperlukan penyiraman, untuk penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal ini agar tanaman tidak mengalami perubahan suhu yang drastis sehingga menjadikan tanaman mati.
  • Berikan pupuk hayati  pupuk hayati.  Salah satu mikroba yang ada di pupuk Bio P 2000 Z berasal dari daerah pasir kwarsa yang yang mempunyai panas 50o C. Dengan demikian mikroba masih dapat menyimpan air yang diperolehnya pada malam dan pagi hari.
Read more > Jabon sebagai tanaman reklamasi lahan boksit

Perbandingan tanaman sengon dan tanaman jabon


Perbandingan jabon vs Sengon atau AlbasiaJabon jauh lebih unggul dibandingkan dengan sengon/albasia, itu terbukti dari jabon yang kami miliki. Dengan selisih umur kurang lebih 2 tahun lebih 2 bulan jabon memiliki ketinggian yang sama dengan sengon yang sudah berusia kurang lebih 3 tahun. Itu sebabnya kami mengajak bagi para investor/petani yang dulu mengembangkan tanaman sengon untuk mengganti mengembangkan tanaman jabon, karena jabon jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan sengon/albasia.
Read more > Perbandingan tanaman sengon dan tanaman jabon

Cara penanaman jabon dilahan gambut


Sekilas cara penanaman jabon dilahan gambut ini kami sajikan  karena Banyak sekali rekan rekan yang menanyakan kepada kami tentang jabon dilahan gambut.
Apakah jabon bisa ditanam di lahan gambut..?
Mari kita cari tahu agar kita tidak ragu lagi untuk menenam jabon. Sebenarnya jabon termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti halnya tanaman sengon, mahoni dan juga tanaman kayu lain. Jabon juga dapat tumbuh pada tanah peralihan antara rawa dan tanah kering .jabon juga banyak ditemukan dan tubuh subur pada tepian sungai. Dengan begitu jabon bisa kita kategorikan sebagai tanaman yang mudah beradaptasi dan toleransi terhadap lingkungan.
Setelah berjalan di daerah yang tanahnya mengandung gambut di daerah kalimantan barat  kami sengaja mencari tanaman kayu yang mampu tumbuh dilahan gambut. Beberapa tanaman yang tumbuh subur yang kami perhatikan lebih dalam diantaranya adalah tanaman akasia dan  sengon.  Kedua tanaman itu dapat bertahan dan tumbuh dilahan yang masih mengandung gambut yang mempunyai tingkat keasaman.
Beberapa tahapan yang harus kita lakukan antara lain sebagai berikut
Pembersihan lahan .
Pemebersihan lahan gambut dari kayu liar ataupun kayu lain yang ada pada lahan yang akan ditanami jabon sehingga tidak mengganggu proses penanaman perawatan serta pertumbuhan jabon itu sendiri.
Untuk bembersihan lahan gambut biasanya dilakukan pembabatan dan juga  penebangan yang kemudian dilanjutkan dengan  pembakaran. Pembakaran harus hati- hati dan diawasi agar tidak merambat yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan.

Pembuatan Parit Sebagai Drainase

Pembuatan parit ini sudah lazim dilakukan didaerah luar jawa seperti halnya kalimantan barat yang sempat kami singgahi. Parit sangatlah penting untuk pembuangan ataupun drainase agar lahan tidak terendam.
Karena sifat lahan gambut ini sangat menyerap air jika tidak ada drainase yang bagus untuk pembuangan air maka  lahan tidak bisa kering . Parit yang membujur disisi kanan dan kiri lahan sangat diperlukan.  Parit itu untuk peresapan sehingga  air yang ada pada tengah lahan dapat mengalir dan juga untuk mengalirkan air hujan yang bisa menggenangi lahan. Kedalaman dan lebar parit bisa disesuaikan. Jika parit itu berkedalaman 2 meter maka lahan yang bisa kering karena resapan dariparit kurang lebih bisa sedalam 1m.  Dengan begitu bagian atas lahan yang ingin kita tanami jabon sudah tidak terendam air lagi karena adanya drainase tersebut.Lebar parit 1meter dengan kedalam 2 meter sudah bisa untuk peresapan lahan seluas kurang lebih 2 ha yang dibuat memanjang  pada kanan dan kiri lahan tersebut. Penduduk yag tinggal di daerah kalimantan ataupun daerah luar jawa pasti lebih paham tentang pembuatan parit sebagai drainase ini karena jika kami perhatikan di setiap batas lahan satu dengan lainnya sudah banyak yang dibuatkan parit .

Jarak tanam

Jarak tanam sama saja seperti halnya penanaman di daerah yang tidak mengandung gambut yaitu 4 x4  dengan lubang tanaman 40 cm x 40 cmx 40 cm atau bisa juga dengan kedalam 60 cm. Atau bisa juga dengan memilih  jarak tanam yang lain jika diperlukan untuk tumpang sari. Salah satu tanaman yang bisa kita jadikan tumpang  sari salah satunya bisa dengan menanam jahe merah. Sepertinya jahe merah yang sekarang ini banyak digunakan sebagai obat juga mempunyai harga jual yang bagus atau  boleh juga dengan tanaman lainnya.
Pesiapan Pelubangan untuk penanaman jabon.
Pada lahan gambut yang belum dibuatkan parit untuk drainase maka saat pelubangan pada areal lahan untuk persiapan penanaman akan  timbul air yang menggenang dari dalam tanah.
Salah satu akibat dari tidak adanya drainase yang bagus pada lahan gambut yang masih tergenang air bisa kita lihat pada gambar diatas. Jika tanah gambut belum dibuatkan parit sebagai penyerapan ataupun drainase maka pada saat penggalian lubang tanam akan timbul air dari lubang tersebut yang menggenangi.
Maka parit yang fungsinya sebagai resapan sangatlah berguna. Setelah pembuatan parit maka lubang tanaman tidak lagi tergenangi air sehingga proses selanjutnya bisa dijalankan.

Perawatan.

Untuk perawatan bertahap setelah penanaman adalah pemupukan. Pemupukan jabon pada lahan gambut ini sama juga seperti penanamn jabon pada tanah merah tetapi saat pemupukan  bisa ditambah dengan tapak timbun jika memang diperlukan yang gunanya menahan pupuk agar tidak terbawa air saat hujan. Jangka waktu pemupukan juga sama. Kita bisa melakukan pemupukan 2 atau 3 kali dalam satu tahun dengan menggunakan pupuk kandang.
Semoga apa yang kami sampaikan ini dapat membantu bagi para peminat tanaman  jabon khususnya didaerah diluar jawa, seperti kalimantan dan daerah lainnya yang stuktur tanahnya mengandung gambut.

Read more > Cara penanaman jabon dilahan gambut

Tips pemilihan lokasi budidaya


1. Berdasar Ketinggian dari permukaan laut
Pada dasarnya, Jabon bisa ditanam hingga ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Namun, hasil yang didapatkan kurang begitu optimal. Pada ketinggian ini, Jabon memang masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya kurang begitu cepat. jabon memang cocok ditanam  pada ketinggian 100-1000 meter dpl .
jika ingin menanam jabon dengan ketinggian diatas 1000 M dpl dan ingin hasil yang  lebih optimal akan bisa didapatkan jika Jabon yang ditanam pada lahan berketinggian 1000-1100 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, Jabon bisa tumbuh lebih bagus dan resiko dari hama ulat pun lebih sedikit. Selain itu, berdasar praktek di lapangan, pada usia 15 bulan Jabon yang ditanam mampu mencapai ketinggian 10 meter dengan diameter 10cm.
Di sisi lain, ada sebuah pemberitaan di media massa yang menyebutkan bahwa menanam Jabon di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut akan berdampak pada kerdilnya jabon. Namun setelah dilakukan penelitian, kerdilnya Jabon tersebut bukan disebabkan ketinggian lahan tanam. Melainkan disebabkan oleh struktur tanah di mana Jabon tersebut ditanam yang kurang sehat dan berstruktur keras. Apabila jabon ditanam pada lahan yang berstruktur lembut dan subur, meski pun berada pada lahan yang tinggi, akan tetap mampu tumbuh subur.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari menanam Jabon di tanah yang berstruktur keras. Sementara, bila masalah yang dihadapi adalah soal kesuburan tanah, bisa diatasi dengan membuat lubang tanam yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan pemberian pupuk kandang dan hayati agar mampu merangsang pertumbuhan awal Jabon tersebut.

2. Ketersediaan air
Tanaman jabon yang terlalu lama terendam dalam air, bisa menimbulkan efek negatif. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penyakit busuk akar serta daun menjadi kuning dan rontok. Penyebab dari kondisi ini adalah bagian akar tidak mampu berevaporasi atau bernafas dengan baik. Walaupun pada dasarnya, Jabon merupakan jenis tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap genangan air.
Untuk menghindarkan dari dampak negatif ini, langkah yang bisa dilakukan salah satunya adalah membuat parit. Sehingga air bisa mengalir dengan lancar dan menghindarkan terjadinya genangan yang berlebihan.

3. Lahan Pasir
Jabon bisa ditanam termasuk pada lahan yang berpasir, meski proses pertumbuhannya kurang begitu sempurna. Penyebabnya adalah akar jabon menjadi sulit menyatu atau lengket dengan media pasir. Biasanya, jabon yang ditanam pada lahan berpasir ini akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Solusi menanam di lahan berpasir adalah dengan melakukan pencampuran media awal. Di antaranya dengan membuat lubang sebesar 50 x x50 atau 60 x 60. Selanjutnya, mengeluarkan tanah berpasir yang ada di dalam lubang tersebut untuk kemudian dicampupr dengan tanah subur yang berasal dari sawah dan pupuk kandang. Perbandingan campuran tersebut adalah 40 : 50 ; 10.
Dengan pencampuran ini, diharapkan kandungan organik yang ada di dalam masing-masing media mampu merangsang jabon untuk tumbuh lebih baik. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk hayati yang fungsinya adalah memperbanyak kandungan mikroba di media tanam. Cara seperti ini bisa pula dilakukan pada tanah yang memiliki struktur keras agar akar muda jabon bisa tumbuh terlebih dahulu di tanah subur, sehingga ketika jabon tumbuh dewasa akarnya kuat untuk memecah lapisan tanah yang keras tersebut.
Read more > Tips pemilihan lokasi budidaya

Lokasi dan kondisi tepat budi daya jabon


Betanam jabon yang baik dan benar harus mempertimbangkan lokasi dan kondisi tempat penanaman.  Pemilihan yang tepat akan menghasilkan jabon berkualitas dengan pertumbuhan maksimal sehingga memperoleh keuntungan yang besar pula. Ada dua hal yang mesti dipelajari dan diperhatikan sebelum menanam jabon, yaitu sebagai berikut.

A. Tanah
Secara umum, fungsi utama tanah untuk pertanian di antaranya sebagai sumber unsur hara, sebagai media tumbuh akar, dan tempat air tanah tersimpan. Secara spesifik, jabon tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus. Jabon lebih mudah beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik dibandingkan dengan tanaman hutan penghasil kayu lainnya.

Optimalnya, jabon ditanam di tanah yang subur, banyak mengandung unsur hara mineral, serta memiliki tekstur dan struktur tanah yang baik. Namun, jabon pun dapat tumbuh di tanah aluvial lembap, seperti di pinggir sungai dan di daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Jabon relatif tahan terhadap kekurangan oksigen tertentu di dalam tanah.

Jenis-jenis tanah yang cocok bagi jabon di antaranya tanah ultisol, oxisol, alfisol, vertisol, andisol, inceptisol, spodosol, dan entisol. Tanah ultisol (podsolik merah kuning) memiliki lapisan tanah liat di bagian bawah dan bersifat asam. Sementara itu, tanah oxisol merupakan jenis tanah tua sehingga kandungan mineralnya hanya sedikit dan mudah lapuk.

Tanah andisol berwarna kehitaman, umumnya terdapat di lereng gunung berapi dengan tingkat kesuburan cukup baik. Tanah spodosol merupakan jenis tanah yang memiliki tingkat kesuburannya lebih rendah dibandingkan dengan tanah andisol dan bersifat lembap atau basah. Di antara berbagai jenis tanah tersebut, jenis tanah yang umumnya digunakan di Indonesia adalah tanah ultisol.

B. Iklim
Iklim dan cuaca dipengaruhi oleh pancaran radiasi matahari, komposisi atmosfir, dinamika lautan, air, salju, bentuk atau kontur permukaan bumi, serta interaksi antarkomponen tersebut melalui proses fisika, kimia, dan biologi.

Jabon merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang tumbuh baik di daerah tropis. Jabon termasuk tanaman pionir yang dapat membentuk koloni di hutan alam. Suhu lingkungan optimum untuk pertumbuhan jabon sekitar 21—26ᵒ. Ketinggian lahan optimal untuk lokasi budi daya jabon sekitar 10—900 meter dpl. Bahkan, ada beberapa petani yang menyatakan bahwa jabon masih bisa tumbuh hingga ketinggian 1.500 meter dpl.  Berdasarkan penelitian, jabon yang ditanam di dataran rendah menunjukkan produktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan jabon yang ditanam di daerah pegunungan (dataran tinggi). Curah hujan tahunan yang diperlukan jabon sekitar 1.500 – 5.000 mm. Jabon mampu  bertahan saat musim kemarau hingga tiga bulan tanpa mengalami kerusakan.

Cahaya matahari yang konstan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jabon. Proses fotosintesis yang menghasilkan sumber energi untuk pertumbuhan jabon dipengaruhi oleh cahaya matahari. Karena itu, jabon sangat cocok ditanam di areal terbuka. Jika jabon ditanam di arela yang ternaungi, pertumbuhan jabon menjadi agak terhambat (bentuk pohonnya tinggi, tetapi kurus). 


Read more > Lokasi dan kondisi tepat budi daya jabon

Benih jabon

Pemelihataan JabonBenih jabon :

  • Pada dasarnya dalam proses  penyemaian bibit jabon dengan cara di tebar di media tanah subur yang halus seperti  biji tanaman bayam ( tidak seperti cara membenihkan biji sengon ) setelah tumbuh  kecambah bibit jabon sekira 3 cm  bisa dipindahkan ke polybag. Yang perlu diperhatikan dalam penyemaian adalah media penyemaian bibit jabon perlu dijaga supaya jangan terlalu lembab karena dapat menyebabkan benih jabon terkena jamur, karena proses tumbuh kayu jabon memakan waktu antara 14-30  hari. Sebelum ditabur benih jabon media tanam sebaiknya di sterilisasi dengan cara perebusan atau penggorengan maupun penjemuran dibawah sinar matahari  guna mematikan jamur dan bibit penyakit.
  • Media untuk penyemaian benih bibit jabon sebaiknya diberi tutup plastik ( model bisa seperti tudung saji makanan) agar benih jabon yang disemai tidak terkena air hujan dan angin, selain itu agar menjaga media tetap lembab.
  • Selama proses penyemaian bibit jabon sebaiknya  jangan dilakukan penyiraman terlebih dahulu,  lebih baik apabila media semai dibasahi dengan cara pengembunan dengan menggunakan semprotan percikan halus.
  • Serangan jamur dan kerapatan  umumnya terjadi pada saat benih jabon tumbuh seukuran 3-6  milimeter, dimana benih yang terlalau rapat sebaiknya dilakukan penjarangan.
  • Tahukan anda media tanam bibit jabon terbaik berdasarkan pengembangan dan penelitian kami serta lebih dari ratusan pelanggan kami yang telah berhasil menyemai bibit jabon,media yang terbaik adalah tanah atas (top Soil) dari kebun yang subur,media ini bisa diayak sampai sangat halus dan disterilkan dengan cara dijemur kering dibawah sinar matahari.

Pemilihan lokasi budidaya

Dalam menanam jabon ada lahan lahan sebagai berikut yang perlu diperhatikan antara lain

1. Berdasar Ketinggian dari permukaan laut
Pada dasarnya, Jabon bisa ditanam hingga ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Namun, hasil yang didapatkan kurang begitu optimal. Pada ketinggian ini, Jabon memang masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya kurang begitu cepat. Jabon memang cocok ditanam  pada ketinggian 100-1000 meter dpl .
Jika ingin menanam jabon dengan ketinggian diatas 1000 M dpl dan ingin hasil yang  lebih optimal akan bisa didapatkan jika Jabon yang ditanam pada lahan berketinggian 1000-1100 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, Jabon bisa tumbuh lebih bagus dan resiko dari hama ulat pun lebih sedikit. Selain itu, berdasar praktek di lapangan, pada usia 15 bulan Jabon yang ditanam mampu mencapai ketinggian 10 meter dengan diameter 10cm.
Di sisi lain, ada sebuah pemberitaan di media massa yang menyebutkan bahwa menanam Jabon di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut akan berdampak pada kerdilnya jabon. Namun setelah dilakukan penelitian, kerdilnya Jabon tersebut bukan disebabkan ketinggian lahan tanam. Melainkan disebabkan oleh struktur tanah di mana Jabon tersebut ditanam yang kurang sehat dan berstruktur keras. Apabila jabon ditanam pada lahan yang berstruktur lembut dan subur, meski pun berada pada lahan yang tinggi, akan tetap mampu tumbuh subur.


Oleh karena itu, sebaiknya hindari menanam Jabon di tanah yang berstruktur keras. Sementara, bila masalah yang dihadapi adalah soal kesuburan tanah, bisa diatasi dengan membuat lubang tanam yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan pemberian pupuk kandang dan hayati agar mampu merangsang pertumbuhan awal Jabon tersebut.
2. Ketersediaan air
Tanaman jabon yang terlalu lama terendam dalam air, bisa menimbulkan efek negatif. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penyakit busuk akar serta daun menjadi kuning dan rontok. Penyebab dari kondisi ini adalah bagian akar tidak mampu berevaporasi atau bernafas dengan baik. Walaupun pada dasarnya, Jabon merupakan jenis tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap genangan air.
Untuk menghindarkan dari dampak negatif ini, langkah yang bisa dilakukan salah satunya adalah membuat parit. Sehingga air bisa mengalir dengan lancar dan menghindarkan terjadinya genangan yang berlebihan.
3. Lahan Pasir
Jabon bisa ditanam termasuk pada lahan yang berpasir, meski proses pertumbuhannya kurang begitu sempurna. Penyebabnya adalah akar jabon menjadi sulit menyatu atau lengket dengan media pasir. Biasanya, jabon yang ditanam pada lahan berpasir ini akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Solusi menanam di lahan berpasir adalah dengan melakukan pencampuran media awal. Di antaranya dengan membuat lubang sebesar 50 x x50 atau 60 x 60. Selanjutnya, mengeluarkan tanah berpasir yang ada di dalam lubang tersebut untuk kemudian dicampupr dengan tanah subur yang berasal dari sawah dan pupuk kandang. Perbandingan campuran tersebut adalah 40 : 50 ; 10.
Dengan pencampuran ini, diharapkan kandungan organik yang ada di dalam masing-masing media mampu merangsang jabon untuk tumbuh lebih baik. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk hayati yang fungsinya adalah memperbanyak kandungan mikroba di media tanam. Cara seperti ini bisa pula dilakukan pada tanah yang memiliki struktur keras agar akar muda jabon bisa tumbuh terlebih dahulu di tanah subur, sehingga ketika jabon tumbuh dewasa akarnya kuat untuk memecah lapisan tanah yang keras tersebut.
Read more > Benih jabon

Penanaman kayu jabon

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses penanaman Jabon di antaranya adalah :

Penyiapan Lahan
Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2)
Kedua adalah pengolahan tanah. Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganis. Untuk pupuk organis bisa menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK, TSP, KCL dan SP36.
Setelah pemupukan, tanah perlu diberikan zat kapur sebanyak 100 gram per lubang. Proses ini biasanya dilakukan pada tanah yang asam, tanah yang belum matang serta tanah yang sedikit unsur hara calsium dan magnesiumnya.
Pengolahan tanah terakhir adalah mencampurkan bahan mineral untuk proses ameliiorasi. Bahan ini berfngsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK serta mampu meningkatkan kejenuhan basa di tanah.

Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.
Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang Jabon. Selain itu, di bagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman. Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya cenderung kurus tinggi saja.

Pembuatan Lubang Tanam
Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.
Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya. Jumlah pupuk ini sepertiga dari kedalaman lubang. Setelah terisi, pupuk tersebut ditimbun dengan tanah bagian atas lalu diaduk hingga rata. Langkah selanjutnya adalah menutup lubang tersebut dan selanjutnya bekas lubang diberikan penanda yang disebut ajir.

Penanaman
Seminggu usai penggalian lubang, barulah proses penanaman bibit Jabon dilakukan. Waktu yang ideal untuk melakukan penanaman Jabon adalah bulan November – Februari yang bertepatan dengan musim penghujan. Hal ini untuk mencegah bibit Jabon dari masalah kekeringan, mengingat tanaman ini sangat sensitif terhadap kekeringan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini. Di antaranya adalah :

Gali kembali tanah yang sudah diisi pupuk sebelumnya.
Siapkan bibit jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau poly bag. Pada proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan tegak lurus.
Timbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian.  budidaya jabon
Read more > Penanaman kayu jabon

Sekilas tentang kayu jabon


Jabon atau yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Anthocephalus chinensis  /antocephalus cadamba merupakan  jenis tanaman yang memiliki sifat menyebar. Penyebarannya akan lebih cepat apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang bersifat lembab hangat. Itulah mengapa, jenis tanaman ini begitu banyak dijumpai di kawasan Sub Himalaya hingga ke arah selatan Ghats Malabar di India. Atau pula di kawasan Asia Tenggara yang memiliki suhu sesuai dengan sifat pohon Jabon.

Di pulau Kalimantan, pohon Jabon masih menjadi pohon sekunder. Meski demikian, keberadaan tanaman ini mudah dijumpai di kawasan yang tidak terlalu tinggi serta berada di sepanjang aliran sungai (Ohtani et al, 1962). Selain dicermati tentang kondisi lingkungan tumbuhnya, ada keunikan lain yang bisa ditemukan dari pohon Jabon ini.
Di wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang berada di dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di kawasan yang sebelumnya sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan dengan menggunakan peralatan berat.
Menurut Backer dan Van Den Brink Bakhuizen (1965), ditemukan bahwa sebagian besar jenis tanah yang berada di kawasan Sabah adalah tanah liat atau tanah liat loams yang berasal dari serpihan sedimen pasir, batu pasir, kerikil dll. Masih menurut Backer dan Bakhhuizen pula, pohon Jabon mampu pula tumbuh di kawasan tanah payau. Inilah yang membedakan dengan hutan rawa gambut yang cenderung tidak memiliki daya tahan terhadap air garam.
Di Filipina (Monsalud dan Lopez, 1967), di Jawa (Backer dan van Bakhuizen den Brink, 1965) dan di New Guinea (J. F. Pollard, p.c.), ditemukan tanaman ini pada ketinggian 3000 kaki, berada di hutan primer. Wyatt-Smith (1965) menyebutkan, bahwa tanaman Jabon merupakan jenis tanaman sungai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman ini ditemukan di kawasan tepi sungai yang baru terkena banjir sehingga tanahnya menjadi tanah accreting, dan terutama berada di kawasan tikungan sungai.

Dari berbagai penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan terhadap pohon Jabon. Salah satunya adalah bahwa jenis tanaman ini, memiliki daya tahan yang kuat dalam pertumbuhannya. Selain itu, pohon Jabon mampu tumbuh di segala kondisi yang memiliki aneka ragam karakter, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam pengembangannya.
Dalam proses pembibitannya pun, bisa dilakukan dengan mudah sebab pohon Jabon tergolong sebagai tanaman yang mudah menyebar secara alami. Sehingga, selain bisa dikembangkan dengan cara buatan tanaman ini sangat mungkin untuk tumbuh secara alamiah di lahan pertanian.

Pohon Jabon pun bisa dikembangkan termasuk pada jenis lahan yang memiliki tingkat kekritisan tinggi karena berbagai faktor. Baik itu faktor alami, maupun kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chong (1965), Anthoeephalus chinensis dikatakan sebagai tanaman yang datang untuk mengatasi “ketidak produktifan” hutan rawa di kawasan Durian- Medang. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin membudidayakan tanaman Jabon sebagai media investasi, kiranya tidak perlu takut akan kondisi lahan yang dihadapi. Sebab, para pakar tanaman hutan sudah memberikan bukti serta fakta tentang kemampuan pohon jabon untuk bisa dikembangkan dalam berbagai kondisi lahan. Termasuk di antaranya lahan yang sudah rusak sekali pun.
Read more > Sekilas tentang kayu jabon

Prospek investasi pohon jabon

Kebutuhan akan kayu industri tiap tahun semakin meningkat. Peningkatan ini dipicu oleh menurunnya pasokan kayu dari hasil hutan alam. Salah satu cara untuk memenuhi tingginya permintaan kayu adalah dengan budi daya tanaman kayu. Selama ini, tanaman penghasil kayu dikenal sebagai tanaman yang pertumbuhannya lambat. Padahal, jika dalam hitungan agribisnis, perputaran modal yang cepat akan semakin memicu tingginya nilai investasi. Untuk itu, perlu dicari jenis tanaman penghasil kayu yang memiliki pertumbuhan cepat. Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu komoditi penghasil kayu ungulan karena dalam jangka waktu 5 tahun, diameter kayunya sudah mencapai 30 - 40 cm. Selain itu, kualitas kayunya juga relative bagus. Jabon bisa dipanen dalam dua tahap, yaitu tahun ketiga dengan diameter kayu 20 - 25 cm, biasanya disebut dengan penjarangan dan panen raya pada umur 5 tahun.
Salah satu pemanfaatan kayu jabon adalah sebagai bahan baku industri kayu. Kayu jabon bisa digunakan untuk kayu pertukangan, peti buah, cetakan beton, mainan anak-anak, kelom, pulp, dan korek api.. Untuk kayu pertukangan, kayu jabon lebih cocok untuk elemen konstruksi ringan, seperti rusuk pada atap dan daun jendela, karena kepadatan kayunya rendah (0,42 g/cm3). Bobot jenis kayu jabon berkisar 0,42 dengan kandungan selulosa yang tinggi, 52,40%. Dengan bobot jenis yang rendah ini, kayu jabon akan menghasilkan pulp dalam jumlah banyak. Kayu jabon juga kerap dimanfaatkan untuk plywood (kayu lapis), laminated board,block board (papan blok), fiber block (papan serat), dan particle board (papan partikel).

Panen jabon dilakukan dua kali, yaitu penjarangan pada umur 3 tahun dan panen raya pada umur 5 tahun. Pada umur 3 tahun, diharapkan pohon-pohon jabon telah tumbuh dengan diameter minimum 25 cm, sehingga kayu hasil tebang penjarangan telah memiliki nilai ekonomi.  Penjarangan diperlukan untuk penanaman dengan jarak tanam awal 3 x 2 m dan 3 x 3 m untuk memberikan pertumbuhan yang optimum pada pohon-pohon yang memiliki morfologi yang diunggulkan. Penjarangan umumnya dilakukan pada pohon-pohon yang pertumbuhannya kurang baik (tinggi kurang dari 2/3 rata-rata pohon-pohon yang ada), pohon-pohon yang terserang hama dan penyakit. Penjarangan harus segera dilaksanakan jika tajuk pohon jabon telah besentuhan terlalu dalam antara satu pohon dengan pohon lain di sekitarnya.  Menunda penjarangan saat tajuk pohon telah saling menumpuk akan menghambat pertumbuhan diameter pohon jabon.  Penjarangan ini dilakukan pada 50% dari tegakan yang ada.
Panen raya yang hasil kayunya ditujukan untuk produksi bahan baku pulp dan bahan baku korek api dapat dilakukan pada umur 5 tahun dengan diameter 30 - 40 cm dengan volume tebangan akhir mencapai 350 m3/ha/tahun. Namun, jika kayu akan digunakan untuk kayu pertukangan, pohon jabon dipanen pada umur 10 tahun, tergantung pada kondisi tanah dan diameter pohon yaitu 50 cm.
Pohon jabon memiliki kemampuan copice (setelah ditebang akan tumbuh tunas baru) yang tinggi sehingga sekali menanam dapat dipanen 2 - 3 kali. Setelah panen pertama, beberapa minggu kemudian, pada tunggak akan muncul beberapa tunas baru. Tunas-tunas ini jika dibiarkan selama 1 tahun akan diperoleh tunas-tunas yang tumbuh lurus ke atas. Setelah berumur satu tahun, dipilih satu tunas yang terbaik untuk dipelihara menjadi pohon kembali yang dapat dipanen pada umur 4 - 5 tahun. Setelah pohon yang berasal dari tunas ini ditebang maka tunas-tunas yang dihasilkan dapat dipelihara dan dipanen seperti tunas pertama.

Read more > Prospek investasi pohon jabon
 
 
Copyright © seputar info burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo