Masa pengeraman telur murai batu, biasanya berlangsung antara 12 hingga 14 hari. Apabila sudah melewati masa itu, dan telur tidak kunjung menetas, hampir bisa dipastikan telur gagal menetas. Apa saja penyebab telur gagal tetas, berikut adalah 5 kemungkinannya:
1. Telur Perdana
Indukan betina yang baru berjodoh dengan pejantannya, jika kemudian betina tersebut berhasil bertelur untuk pertama kalinya, pada umumnya telur yang dieraminya mengalami gagal tetas. Tentu saja fakta seperti ini tidak mutlak, sebab bisa jadi ada kasus di mana betina bisa menetaskan telur perdananya. Tetapi sejauh pengamatan di TORO BF, kasus seperti itu belum pernah dijumpai. Entah di penangkaran lain.
2. Over Ekstra Fooding
Ekstra Fooding (terutama jangkrik) yang berlebihan, bisa menjadi penyebab betina bertelur tanpa menjalani perkawinan dengan pejantan. Terdapat 2 kasus yang terjadi di TORO BF. Kasus 1 : setelah berproduksi 4 periode terus-menerus, pejantan dicabut dari kandang dengan masksud agar betina bisa beristirahat dulu. Tetapi, meskipun tanpa pejantan, ternyata betina tetap bertelur dan mengeram. Karena bukan akibat dari perkawinan, hasilnya bisa diduga, telur gagal menetas. Kasus 2 : pejantan sedang mabung, dan tidak dicabut dari kandang. Asumsinya, jantan mabung tidak mungkin mengawini betinanya. Tetapi ternyata betina tetap mau bertelur dan mengeram, dan hasilnya telur gagal menetas.
3. Proses Pengeraman Tidak Sempurna
Proses pengeraman yang tidak sempurna, menjadi salah satu penyebab gagalnya telur menetas. Lalu, apa penyebab terjadinya pengeraman yang tidak sempurna? Saat mengeram, betina sering sekali turun dari kotak sarang. Dalam kondisi normal, saat mengeram, betina biasanya hanya turun dari kotak sarang jika mau makan dan mandi. Tetapi, jika betina sering sekali turun selain karena dua alasan tadi (misalnya suka nongkrong berlama-lama di tangkringan, atau gemar sekali bermain-main di dasar kandang), ini bisa menjadi penyebab terjadinya pengeraman yang tidak sempurna.
4. Cuaca Ekstrim
Cuaca yang tidak stabil dan cenderung berubah-ubah secara drastis (sebentar panas, sebentar adem, sebentar berangin dan hujan) menjadi salah satu penyebab gagalnya penetasan. Cuaca yang berlangsung seperti ini, menyebabkan betina kurang nyaman melakukan pengeraman di kotak sarang. Betina seperti terlihat gelisah; sebentar-sebentar keluar dari sarang. Cuaca yang ekstrim, menyebabkan kondisi suhu di dalam kotak sarang pun turut labil sehingga menyebabkan telur gagal menetas.
5. Jantan Over Birahi
Saat ditinggal betina mengerami telurnya, biasanya aktivitas induk jantan hanya duduk manis di tangkringan sambil ngoceh sekenanya dan sesekali terbang kesana kemari. Tetapi jika asupan ekstra foodingnya berlebihan –sehingga memicu tingkat birahi sang jantan—ceritanya bisa lain. Jantan bisa berulah macam-macam; misalnya sering memasuki kotak sarang tempat di mana betina tengah mengerami telurnya. Bahkan tidak jarang induk jantan mengobrak-abrik sarang dan membuang telur-telur yang ada di dalamnya. Jika jantan berulah seperti ini, tentu akan sulit si betina fokus mengeram dan menetaskan telur-telurnya.
1. Telur Perdana
Indukan betina yang baru berjodoh dengan pejantannya, jika kemudian betina tersebut berhasil bertelur untuk pertama kalinya, pada umumnya telur yang dieraminya mengalami gagal tetas. Tentu saja fakta seperti ini tidak mutlak, sebab bisa jadi ada kasus di mana betina bisa menetaskan telur perdananya. Tetapi sejauh pengamatan di TORO BF, kasus seperti itu belum pernah dijumpai. Entah di penangkaran lain.
2. Over Ekstra Fooding
Ekstra Fooding (terutama jangkrik) yang berlebihan, bisa menjadi penyebab betina bertelur tanpa menjalani perkawinan dengan pejantan. Terdapat 2 kasus yang terjadi di TORO BF. Kasus 1 : setelah berproduksi 4 periode terus-menerus, pejantan dicabut dari kandang dengan masksud agar betina bisa beristirahat dulu. Tetapi, meskipun tanpa pejantan, ternyata betina tetap bertelur dan mengeram. Karena bukan akibat dari perkawinan, hasilnya bisa diduga, telur gagal menetas. Kasus 2 : pejantan sedang mabung, dan tidak dicabut dari kandang. Asumsinya, jantan mabung tidak mungkin mengawini betinanya. Tetapi ternyata betina tetap mau bertelur dan mengeram, dan hasilnya telur gagal menetas.
3. Proses Pengeraman Tidak Sempurna
Proses pengeraman yang tidak sempurna, menjadi salah satu penyebab gagalnya telur menetas. Lalu, apa penyebab terjadinya pengeraman yang tidak sempurna? Saat mengeram, betina sering sekali turun dari kotak sarang. Dalam kondisi normal, saat mengeram, betina biasanya hanya turun dari kotak sarang jika mau makan dan mandi. Tetapi, jika betina sering sekali turun selain karena dua alasan tadi (misalnya suka nongkrong berlama-lama di tangkringan, atau gemar sekali bermain-main di dasar kandang), ini bisa menjadi penyebab terjadinya pengeraman yang tidak sempurna.
4. Cuaca Ekstrim
Cuaca yang tidak stabil dan cenderung berubah-ubah secara drastis (sebentar panas, sebentar adem, sebentar berangin dan hujan) menjadi salah satu penyebab gagalnya penetasan. Cuaca yang berlangsung seperti ini, menyebabkan betina kurang nyaman melakukan pengeraman di kotak sarang. Betina seperti terlihat gelisah; sebentar-sebentar keluar dari sarang. Cuaca yang ekstrim, menyebabkan kondisi suhu di dalam kotak sarang pun turut labil sehingga menyebabkan telur gagal menetas.
5. Jantan Over Birahi
Saat ditinggal betina mengerami telurnya, biasanya aktivitas induk jantan hanya duduk manis di tangkringan sambil ngoceh sekenanya dan sesekali terbang kesana kemari. Tetapi jika asupan ekstra foodingnya berlebihan –sehingga memicu tingkat birahi sang jantan—ceritanya bisa lain. Jantan bisa berulah macam-macam; misalnya sering memasuki kotak sarang tempat di mana betina tengah mengerami telurnya. Bahkan tidak jarang induk jantan mengobrak-abrik sarang dan membuang telur-telur yang ada di dalamnya. Jika jantan berulah seperti ini, tentu akan sulit si betina fokus mengeram dan menetaskan telur-telurnya.
0 comments:
Post a Comment