Kami yakin mayoritas pelaku perunggasan di Indonesia masih sangat awam dengan istilah setter dan hatcher. Harap dimaklumi mengingat masyarakat biasa menetaskan telur mulai pertama memasukkan sampai menetas hanya dalam satu mesin tetas. Padahal penggunaan setter dan hatcher adalah jawaban untuk mendapatkan hasil penetasan lebih baik.
Setter adalah mesin tetas yang digunakan untuk memanaskan dan memutar (pada umumnya setter menggunakan sistem rak telur putar) telur mulai hari 1 sampai dengan 3 hari menjelang menetas. Misalnya untuk telur ayam dengan periode penetasan 21 hari, maka telur dimasukkan ke dalam setter selama 18 hari, sedang telur bebek dengan periode penetasan 28 hari, telur akan dimasukkan setter selama 25 hari.
Lalu kemana telur ditempatkan pada 3 hari menjelang menetas? Hatcher jawabannya. Hatcherumumnya berupa mesin tetas sederhana (baca:manual) seperti pada mesin tetas model lama yang masih memerlukan bantuan tangan untuk membalik telur satu persatu. Namun, pada Aviamax, setter dan hatcher dirancang dalam satu mesin penetas, sehingga lebih efektif dan efisien.
Mengapa harus menggunakan mesin tetas setter dan hatcher? Penggunaan setter dan hatcher bukanlah suatu keharusan dan bukan jaminan untuk mendapatkan hasil penetasan setinggi mungkin. Dalam beberapa penelitian, kami bahkan bisa menghasilkan daya tetas hingga 100% menggunakan mesin tetas sistem rak putar sederhana. Namun, ada juga jenis telur yang lebih unggul daya tetasnya jika menggunakan setter dan hatcher, seperti pada telur bebek dan jenis ayam exotic seperti onagadori atau serama.
Secara umum mesin tetas setter dan hatcher mempunyai 2 sistem yaitu:
- Sistem setter dan hatcher terintegrasi dalam satu mesin. Dalam mesin tetas jenis ini, terdapat rak telur putar (biasanya terletak di bagian atas) dan rak telur statis (terletak di bagian bawah).
- Sistem setter dan hatcher terpisah.
- Sistem setter dan hatcher terintegrasi dalam satu mesin. Dalam mesin tetas jenis ini, terdapat rak telur putar (biasanya terletak di bagian atas) dan rak telur statis (terletak di bagian bawah).
- Sistem setter dan hatcher terpisah.
Penggunaan setter dan hatcher secara umum memberikan keuntungan sebagai berikut:
- Lebih memudahkan pengaturan penetasan secara periodik, misalnya teknis penetasan setiap 1 minggu sekali.
- Tidak perlu menunggu mengumpulkan telur dalam jumlah besar sebelum menetaskan.
- Lebih efisien dalam waktu penetasan, karena telur hanya dimasukkan 18 hari (telur ayam) atau 25 hari (telur bebek), dengan demikian bisa dikatakan kapasitas mesin tetas dalam satu periode lebih besar.
- Meningkatkan daya tetas (untuk kapasitas di atas 100 telur dan jenis telur tertentu).
- Memudahkan pengaturan kelembaban, karena telur usia 3 hari menjelang menetas pada hatcher kelembabannya harus dinaikkan 5 – 10% lebih besar daripada setter untuk memudahkan keluarnya anakan dari telur.
- Memudahkan dalam pembersihan, karena hanya mesin tetas hatcher yang harus sering dibersihkan, sedangkan mesin tetas setter bisa digunakan terus menerus tanpa terputus.
- Meningkatkan daya tahan mesin tetas setter, karena tidak ada kotoran berupa bulu yang terhisap kipas dan dapat mengotori komponen elektronik.
- Lebih memudahkan pengaturan penetasan secara periodik, misalnya teknis penetasan setiap 1 minggu sekali.
- Tidak perlu menunggu mengumpulkan telur dalam jumlah besar sebelum menetaskan.
- Lebih efisien dalam waktu penetasan, karena telur hanya dimasukkan 18 hari (telur ayam) atau 25 hari (telur bebek), dengan demikian bisa dikatakan kapasitas mesin tetas dalam satu periode lebih besar.
- Meningkatkan daya tetas (untuk kapasitas di atas 100 telur dan jenis telur tertentu).
- Memudahkan pengaturan kelembaban, karena telur usia 3 hari menjelang menetas pada hatcher kelembabannya harus dinaikkan 5 – 10% lebih besar daripada setter untuk memudahkan keluarnya anakan dari telur.
- Memudahkan dalam pembersihan, karena hanya mesin tetas hatcher yang harus sering dibersihkan, sedangkan mesin tetas setter bisa digunakan terus menerus tanpa terputus.
- Meningkatkan daya tahan mesin tetas setter, karena tidak ada kotoran berupa bulu yang terhisap kipas dan dapat mengotori komponen elektronik.
Kerugian penggunaan mesin tetas setter dan hatcher terpisah adalah biaya investasi lebih besar karena harus membeli 2 mesin tetas, serta penggunaan listrik lebih besar. Namun demikian, sistem setter dan hatcher terpisah mempunyai keuntungan daya tetas relatif lebih tinggi, sehingga sangat cocok untuk telur unggas yang sulit menetas dan bernilai jual tinggi, seperti telur ayam bangkok, serama, bekisar, dll.
Saran penggunaan:
- Untuk mesin tetas kapasitas max 100 telur ayam, gunakan setter dan hatcher terintegrasi.
- Untuk jenis telur bebek, disarankan menggunakan setter dan hatcher terpisah karena bebek yang menetas akan meninggalkan kotoran berupa bulu yang banyak dan juga memerlukan kelembaban tinggi saat akan menetas.
- Untuk jenis telur serama, bisa gunakan S&H terintegrasi jika bukan serama yang mahal. Untuk jenis serama berharga mahal sebaiknya menggunakan S&H terpisah.
- Untuk jenis ayam exotic seperti serama, bangkok, onagadori, dll. lebih baik menggunakan S&Hterpisah.
- Untuk mesin tetas kapasitas max 100 telur ayam, gunakan setter dan hatcher terintegrasi.
- Untuk jenis telur bebek, disarankan menggunakan setter dan hatcher terpisah karena bebek yang menetas akan meninggalkan kotoran berupa bulu yang banyak dan juga memerlukan kelembaban tinggi saat akan menetas.
- Untuk jenis telur serama, bisa gunakan S&H terintegrasi jika bukan serama yang mahal. Untuk jenis serama berharga mahal sebaiknya menggunakan S&H terpisah.
- Untuk jenis ayam exotic seperti serama, bangkok, onagadori, dll. lebih baik menggunakan S&Hterpisah.
0 comments:
Post a Comment