Showing posts with label Burung kakatua. Show all posts
Showing posts with label Burung kakatua. Show all posts

Saturday, April 27, 2013

Jenis jenis kakatua di indonesia


Burung paruh bengkok yang ada di Indonesia, terdapat 7  jenis burung  kakatua.

Ciri khas yang membedakan burung kakatua dengan burung paruh bengkok lainnya adalah bulu jambul atau mahkota di ubun-ubun kepalanya.  Bulu jambul ini dapat ditegakkan  jika burung kakatua merasa terkejut, gembira atau ketakutan.  Warna bulu jambul sangat bervariasi.  Warna putih pada kakatua putih besar jambul putih (Cacatua alba), warna kuning pada kakatua putih besar jambul kuning (Cacatua galerita) dan kakatua putih kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), warna jingga pada kakatua putih kecil jambul jingga (Cacatua sulphurea citrinocristata), warna merah muda pada kakatua maluku (Cacatua moluccensis) dan warna hitam pada kakatua raja (Probosciger aterrimus).

Bentuk jambulnya cukup bervariasi juga.  Berbentuk payung mengembang pada kakatua putih besar jambul putih, berbentuk rumbai-rumbai pada kakatua raja, berbentuk kucir pada kakatua putih besar jambul kuning dan kakatua putih kecil jambul kuning.

Di Indonesia hanya dikenal 3 warna, yaitu putih, merah muda dan hitam. Semua jenis kakatua mempunyai warna bulu jambul yang sesuai dengan warna bulu tubuhnya.  Ada perkecualian pada kakatua putih besar jambul kuning, kakatua putih kecil jambul kuning dan kakatua putih kecil jambul jingga.

Burung ini mempunyai paruh yang bengkok dan kuat sehingga sering disebut juga burung paruh bengkok.    Bentuk kakinya juga mempunyai susunan jari kaki yang bersilangan.  Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang.  Dengan begitu burung kakatua dapat memegang, menggenggam dan memanjat.  Lidahnya menyerupai kubus, bersifat lentur sehingga lidahnya dapat meraba-raba pakan yang sedang dimakannya.

Keistimewaan lainnya adalah adanya bedak di bulu tubuhnya untuk melindungi bulunya dari air.

KERAGAMAN JENIS KAKATUA

  • Kakatua putih besar jambul putih (Cacatua alba)

Ciri Ciri : ukuran tubuh sekitar 45 cm, seluruh bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih.  Penyebarannya meliputi Kepulauan Maluku bagian tengah dan utara, yaitu P. Obi, P. Bacan, P. Halmahera, P. Ternate dan P. Tidore.


  • Kakatua  jambul kuning (Cacatua galerita)

Ciri-ciri : ukuran tubuh sekitar 45 cm, bulu tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwarna kuning.  Penyebarannya meliputi daerah Kepulauan Maluku, Irian Jaya sampai Australia.  Jenis ini mempunyai 4 ras (anak jenis).  Di Indonesia hanya ada 2 anak jenis yaitu Cacatua galerita eleonora dan Cacatua galerita triton.  Dua anak jenis lainnya yaitu Cacatua galerita galerita di Australia dan Cacatua galerita fitzroyi di Australia bagian utara.  Ciri khas Cacatua galerita yang ada di Indonesia adalah :

Cacatua galerita eleonora : Jenis ini disebut juga kakatua jambul kuning ukuran medium atau sedang.  Ciri khas lain adalah kelopak matanya berwarna putih.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar P. Aru.
Cacatua galerita triton : Jenis ini disebut juga kakatua jambul kuning ukuran besar.  Ukuran tubuhnya lebih besar daripada Cacatua galerita eleonora. Bedanya dengan Cacatua galerita eleonora adalah kelopak mata Cacatua galerita triton berwarna biru muda.  Penyebarannya sekitar Irian Jaya.


  • Kakatua rawa atau kakatua goffini (Cacatua goffini)

Ukuran tubuhnya 29 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih dengan bercak merah di sekitar bulu paruh.  Penyebarannya di sekitar P. Tanimbar


  • Kakatua sanguinea (Cacatua pastinator atau Cacatua sanguinea)

Ukuran tubuhnya 38 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih.  Kelopak matanya agak lebar dan berwarna biru.  Jenis ini mempunyai 2 anak jenis yaitu Cacatua sanguinea sanguinea yang penyebarannya di sekitar Australia bagian timur, barat laut dan utara dan Cacatua sanguinea normantoni yang tersebar di sekitar Irian Jaya bagian selatan, Australia bagian utara dan Queensland.


  • Kakatua maluku (Cacatua moluccensis)

Ukuran tubuhnya 55 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna merah muda.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar Kepulauan Maluku bagian selatan yaitu P. Seram, P. Saparua dan P. Haruku.


  • Kakatua raja (Probosciger aterrimus)

Ukuran tubuhnya berkisar 55 – 70 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna hitam dengan pipi berwarna merah tua.  Penyebarannya sekitar Irian Jaya dan Australia.  Jenis ini mempunyai 3 anak jenis yaitu :

Probosciger aterrimus goliath : Ukuran tubuhnya paling besar diantara ke-3 anak jenis yaitu berkisar 60 – 70 cm.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar Irian Jaya bagian barat, daerah kepala burung dan P. Waigeo.
Probosciger aterrimus aterrimus : Ukuran tubuhnya berkisar antara 55 – 60 cm.  Penyebarannya meliputi daerah Irian Jaya bagian selatan, P. Aru sampai Australia bagian utara.
Probosciger aterrimus stenolophus : Ukuran tubuhnya hampir sama dengan Probosciger aterrimus goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit.  Penyebarannya meliputi sekitar Irian Jaya bagian utara dan P. Yapen.


  • Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea)

Ukuran tubuhnya 34 cm.  Bulu tubuhnya berwarna putih sedangkan jambulnya berwarna kuning atau jingga, tergantung anak jenisnya.  Penyebarannya sekitar Nusa Tenggara, Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya.  Jenis ini mempunyai 6 ras atau anak jenis yaitu :


  1. Cacatua sulphurea sulphurea : Penyebarannya di sekitar P. Sulawesi dan P. Butung.
  2. Cacatua sulphurea jampeana : Penyebarannya di sekitar P. Jampea.
  3. Cacatua sulphurea abbotti : Penyebarannya di P. Solombo Besar.
  4. Cacatua sulphurea occidentalis : Penyebarannya di P. Lombok, P. Sumbawa dan P. Flores.
  5. Cacatua sulphurea parvula: Penyebarannya di sekitar P. Timor.
  6. Cacatua sulphurea citrinocristata : Penyebarannya di P. Sumba. 

Read more > Jenis jenis kakatua di indonesia

Friday, April 26, 2013

Sepesies langka kakatua


Siapa yang tidak kenal dengan burung kakak tua ? Sejak kecil, kita sering mendengar lagu yang baitnya sederhana dan mudah di ingat iaitu lagu burung kakatua. Bahkan di Australia, warga disana ada yang dapat melantunkan lagu rakyat ini. Burung kakak tua yang kita kenal dengan bulunya yang putih bersih dengan jambul berwarna kuning menambah keelokannya, merupakan burung yang hidup berkelompok. Bagi mereka yang hobinya memelihara burung, kakak tua dapat menjadi salah satu pilihan, kerana burung ini sangat memahami pengasuhnya apabila diberi perhatian selalu. Memelihara burung kakak tua harus tahu cara melatihnya agar dapat dijinakkan dan menjadi pandai. Burung ini sangat menarik kerana burung ini cerdas. Apabila dilatih dengan baik, maka masalah tidak akan timbul, tetapi sebaliknya apabila ditangani dengan cara yang salah, maka kemungkinan dapat membahayakan. Dianjurkan agar jangan membeli burung kakak tua jika belum pernah memelihara burung yang berkuku dan berparuh tajam.

Semua jenis burung kakak tua atau Cockatoos adalah termasuk family Cacatidae yang hidup di benua Australia dan kepulauan di Pasifik Selatan. Hampir semua orang menganggap bahawa burung kakak tua hanya berwarna putih dengan jambul kuning saja, ternyata ada juga burung kakatua berwarna hitam dan merah muda. Burung kakak tua hitam sangat jarang ditemui dan harganya mahal kerana hanya terdapat di hutan-hutan atau kebun binatang.

Pada umumnya semua jenis kakak tua mencari makan di kawasan pertanian terutama di kawasan kebun jagung. Kakak tua mempunyai paruh yang kuat berwarna hitam atau krim sesuai dengan spesiesnya. Mempunyai jambul berwarna kuning di atas kepalanya. Kakak tua adalah salah satu jenis burung nuri yang mempunyai bedak di bawah bulunya. Bedak ini berfungsi untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap stabil, juga untuk menahan air dan sekaligus membersihkan bulunya. Burung kakak tua adalah binatang yang cukup tenang dan pendiam , tapi ada juga yang agresif dan tidak pernah diam. Burung kakak tua umumnya dapat hidup selama 30 sampai 50 tahun, bahkan ada jenis burung kakak tua yang mencapai umur 60 – 70 tahun. Melatih dan menjinakkan burung ini, dapat dilakukan pada umur 5-10 tahun . Burung kakak tua umumnya sangat cerdas dan bisa menyesuaikan diri, tetapi juga sukar difahami. Kitaran hidupnya sama dengan manusia iaitu masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Menurut fakta, kita tidak boleh berharap dari pasangan jantan dan betina untuk menghasilkan anak. Burung kakak tua bukan termasuk burung bernyanyi dan pandai bercakap tetapi boleh dilatih mengucapkan kata-kata dengan baik.

Bila kita ingin memelihara burung kakak tua, ada beberapa kriteria tentang kesihatannya. Pertama, perhatikan matanya haruslah bersih dan jernih, tidak ada kotoran, benjolan atau goresan di lingkaran mata. Tidak ada cacat akibat luka. Kemudian lihat kedua lubang hidungnya adakah bundar dan normal serta bersih. Tidak ada tanda-tanda kemerahan kerana iritasi. Seterusnya kedua kakinya harus lengkap dengan 4 kuku jari . Apabila dipegang kakinya , kalau salah satu agak hangat sedangkan yang lain dingin , kemungkinan ada masalah dengan kakinya. Perhatikan kedua sayapnya harus penuh dengan bulu, tidak ada yang rosak dengan membuka satu persatu sayapnya. Juga penting perhatikan najisnya, kemungkinan ada cacing, berwarna putih dan hijau tua. Najis yang warnanya coklat, hitam, kuning atau oren menandakan pencernannya mempunyai masalah. Najis yang berair menandakan burung itu kurang sihat. Yang terakhir minta kepada penjual agar kita boleh memegang badan burung tersebut, apakah gemuk atau kurus. Bila burung itu kurus biasanya sakit. Tanda-tanda burung kakak tua yang jinak antara lain, melompat di tangan dan tidak panik, tidak mematuk, tidak gugup dan berontak bila dipegang bulunya.
Beberapa burung kakak tua mempunyai kebiasaan yang buruk. Kebiasaan buruknya adalah berteriak untuk meminta perhatian kepada majikannya. Kadang-kadang sering mengerat kayu atau perabot kayu di rumah. Memperbaiki kebiasaan buruk ini, perlu waktu yang lama untuk melatihnya. Kakak tua yang berteriak minta perhatian, sangat sulit untuk dilatih. Teriakan adalah hal yang wajar bagi jenis burung berparuh tajam. Yang perlu dilakukan adalah cukup memberi makanan atau mainan. Ajari burung anda agar tidak selalu berteriak. Usaha ini tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Tapi yang perlu diingat bahawa burung kakak tua adalah termasuk burung yang suka bergaduh dan sangat sulit untuk mengubah sifatnya. Yang paling bijak adalah membiarkan burung tersebut hidup bebas di luar.
Read more > Sepesies langka kakatua

Kakatua kidal lebih mirip manusia


Burung kakaktua, seperti manusia, memilih untuk menggunakan satu sisi tubuh mereka lebih banyak dibanding sisi lainnya dan kebanyakan dari mereka menggunakan tangan kiri –atau lebih tepatnya kaki kiri.
Peneliti Australia menemukan bahwa tampaknya semua burung kakatua yang mereka teliti lebih memilih untuk menggunakan mata kiri dan kaki kiri mereka atau mata kanan dan kaki kanan mereka.
“Pada dasarnya, Anda mendapati keterkaitan tersebut dengan mata yang mereka gunakan untuk melihat benda dan kemudian tangan yang digunakan untuk meraih benda tersebut dan hal itu konsisten terjadi di semua spesies kecuali pada satu pasangan,” kata Calum Brown, dosen senior di Universitas Macquarie di Sydney, yang memimpin penelitian.
“Pada beberapa spesies, mereka sangat kuat menggunakan sisi kanan atau kiri tanpa ada variasi,” tambahnya. Dalam penelitian yang dipublikasikan jurnal ilmiah “Biological Letters,” Brown dan rekannya meneliti sekitar 320 burung beo dari 16 spesies yang berbeda di Australia untuk melihat mata mana yang mereka gunakan untuk melihat makanan yang potensial.
Ternyata mereka menemukan bahwa sekitar 47 persen menggunakan tangan kiri (kidal), 33 persen menggunakan tangan kanan dan sisanya menggunakan kedua tangan. Sebagai tambahan, dalam beberapa kasus, burung muda tampak mencoba kedua sisinya sebelum akhirnya memutuskan menggunakan satu sisi yang sesuai.
“Untuk jenis burung kakaktua jambul Sulphur –semua burung yang masih lajang kidal. Namun mereka yang beranjak dewasa ternyata mencoba dengan kedua tangan setiap saat,” kata Brown. “Mereka bahkan terus menggunakan kedua tangannya.”
Pemikiran mengenai pemilihan menggunakan salah satu tangan pada manusia terkait dengan penggunaan bagian otak yang disebut sebagai “lateralisation” (lokalisasi fungsi bagian kiri dan kanan otak).
Untuk kasus burung kakaktua, tampaknya hal tersebut menjadi keunggulan tersendiri terlepas apakah sisi kiri atau kanan yang mendominasi.
“Tampak jelas bahwa untuk mencari makanan dan menghadapi masalah yang lebih rumit bila Anda memiliki “lateralisation” baik menggunakan tangan kanan atau kidal, Anda akan cenderung lebih baik menangani tugas tersebut,” 
Read more > Kakatua kidal lebih mirip manusia

Cara merawat burung kakatua


Burung kakatua adalah binatang yang luarbiasa setia,bulu mereka sangat lembut dan mereka indah. Yang terpenting , mereka sangat pintar dan burung yang selalu ingin tau.
Burung kakatua senang pamer diri dan membuat tingkah lucu dengan membentangkan sayapnya, kepalanya naik turun ,menari dan berteriak.
Mereka sangat aktif dan selalu ingin tau mengenai lingkungan sekitarnya.
Burung kakatua yang bahagia menghabiskan waktunya dengan pertunjukan atau memeriksa dan memainkan bonekanya atau mainan yag diberikan dalam kandangnya.
Burung kakatua yang sendiri,tumbuh sehat sebagai hewan peliharaan jika tuannya menyediakan banyak waktu dan perhatian kepadanya, bermain dan mengungkapkan rasa sayang dalam tingkah laku sehari hari.

Bagaimanapun idealnya mempunyai 2 burung kakatua jika tuannya tidak punya waktu banyak untuk bermain dan memberikan perhatian kepada burung tersebut.
Dua ekor kakatua akan membantu untuk mencegah kebiasaan buruk yang disebabkan karena burung merasa bosan, contohnya seperti bersuara melengking dan mencabuti bulunya
Istilah dari kakaktua adalah dalam bahasa melayu mempunyai 2 sebutan pincher dan old father.

Pincher dapat diartikan pasti sebagai kakatua yang mempunyai paruh yang kuat,dan dapat menghancurkan berkeping2 mainan kayu dalam waktu yang singkat!
Burung ini memojok dan berkelakuan sangat berbeda dibanding burung parrot lainnya. Mereka lebih banyak mempunyai warna bulu burung yang sewarna, seperti putih atau hitam dan mereka mempunyai kepala yang tegak lurus ,kemampuan bergerak mengikuti sesuatu. Paruhnya sangat besar dan kuat dan mereka dengan mudahnya menghancurkan objek.
Kakatua di duga burung yang hidup paling lama dari jenis parrot lainnya seperti contoh jenis greater sulphur-crested mempunyai hidup hamper 100th. Sangat susah untuk menjelaskan umur dari kakatua, bagaimanapun kakatua yang muda mempunyai paruh lebih lembut dan pucat warnanya dan bulu burung yg lebih pucat, sementara burung yang tua mempunyai paruh yang lebih gelap dan punya striations dan bulu burung sudah penuh dengan warna

Dari beberapa spesies kelopak matanya yg betina akan berwarna merah ke coklat setelah 2 tahun. Ini membantu untuk menentuka jenis kelamin dari burung tersebut. Warna mata tidak nyata dalam beberapa spesies. Dalam kasus ini jenis untuk mengetahui jenis kelamin harus dengan penyelidikan ilmu kedokteran. endoscopy, dapat dilaksanakan dengan bantuan dokter hewan atau dari test dna nya, biasanya sample darah atau beberapa helai bulu burung dikirim untuk diperiksan dalam laboratorium

Burung kakatua mempunyai tempat tinggal alam yg dapat ditemui sebagian besar Australia dan Indonesia. Mereka ditemukan dalam 3 wilayah yang berbeda, hutan tadah hujan yg basah dan mempunyai temperature udara yang tinggi, tanah dataran rendah berumput dan pdang rumput yg luas dan kering

Ada 18 spesies dari burung kakatua (termasuk dalam burung nuri) dan 37 sub spesies, haya sedikit yag orang tahu untuk keperluan import. Kakatua adalah binatang yg langka dan dilindungi. Larangan keras untuk mengekspor seluruh burung dari Australia, jadi burung yg masih muda tersedia untuk dijual umum di amerika adalah hasil ternakan.
Perawatan untuk kakatua musti termasuk mandi pancuran /berendam seminggu sekali untuk mengumpulkan debu pada sayap dan agar bulu burung punya bentuk yang bagus. Pancuran dapat lebih bagus bila dibantu dengan tangan yang menahan semprotan air atau selang yang diberikan spray head yang bagus dan air yg hangat kuku. Mangkuk untuk berendam /wadah keramik berukuran 12-14inc atau (30-35cm) dapat ditempatkan pada bawah kandang atau tinggi /jarak dari lantai 39inc atau 1 meter apabila punya kandang burung yang besar. Sayapnya harus dijaga tetap seimbang jika kamu ingin burung tersebut tidak kehilangan semangat untuk terbang dan mencegah untuk kehilangan peliharanmu kabur melaui jendela/pintu. Paruh dan cakar butuh di tumpulkan agar mereka tidak merusak ketika memanjat dan mengigit. Bny macam tipe perches yg tersedia untuk tetap menjaga kuku tumpul, tapi mereka tetap butuh di tumpulkan apabila telah tumbuh.

Kakatua akan menghancurkan mineral block ,lava blocks dan yg dapat dihancurkan dengan paruhnya dengan cepat dan mereka tidak mau membuat paruhnya tumpul.
Diet pada kakatua adalah makanan basic biji2an hookbill dengan suplemet tambahan sprouted seeds dan semua buah2an yang kecil dan sayuran yang aman untuk burung seperti apel.pir,plum,raisons,jeruk,pisang,peach,wortel,br okoli,kacang panjang,chickweed,dandelions dan lainnya.

Jangan berikan alpukat karena itu racun bagi burung. Kadang kadang makanan protein dapat diberikan seperti cottage cheese, bits of cheese, telur matang ,canned dog food dan cooked meat bones. Tetap jauhi dari bumbu penyedap,daging pembuat kegemukan. Vitamin dan mineral bukan kebutuhan penting yang diberikan langsung saat diet dan ketika stress. Karena mereka menghancurkan calcium blocks, calcium harus dihancurkan dan ditaburkan dalam makanannya seminggu sekali.

Kakatua senang bersosialisasi dan ingin tahu yang tinggi, jadi kandang sebisa mungkin dekat dengan jalan yag sering dilewati oleh keluarga. Tempatkan kandang setinggi mata kita memandang dan jng terkena sinar matahari langsung. Minimal kandang untuk kakatua kecil adalaha  70X70X100 cm. Kandang yang besar untuk kakatua yg lebih besar musti dipertimbangkan. Jeruji yang horizontal yg terpenting karena kakatua suka memanjat.Jangan lupa kalau kakatua mempunyai paruh yang kuat,kakatua mampu menghancurkan jeruji dan menabrakan diri dalam kandang.tambahan untuk keamanan pintu kandang, snap lock yg terbaik. Kandang yg besar dan nyaman harus berukuran  100x100x200cm. Tenggeran berukuran 26-30mm untuk kakatua kecil dan (35-45 mm) untuk kakatua yg besar. Ranting dari pohon buah sangat baik dan pemeliharaan dengan ukuran yang bermacam2 untuk latihan kaki dan seperti mengasah paruh dan memuntulkan kuku. Wadah dari tmp makanan dan minuman harus terbuat dari keramik atau stainless steel.
Tempat pemeliharaan burung/kandang yg besar outdoor untuk breeding harus mempunyai tempat sembunyi yang aman dan dapat dihangatkan dan diidnginkan sesuai kepentingan dan mempunyai bedding pasir. Untuk alat penambahan kadang flight harus berukuran 2x3x2 m untuk kakatua kecil dan tentunya untuk kakatua yang besar perlu yang berukuran lebih besar. Jangan lupa kandang flight harus tertutup. Peralatan kandang flight dengan tempat tenggeran yang lebih tinggi dan tempat bermandi bagus juga bila disediakan.
Read more > Cara merawat burung kakatua

Kakaktua putih dan habitatnya


Kakaktua Putih(Cacatua alba) habitatnya ini di Kepulauan Maluku Utara. Species ini hanya ditemukan di hutan primer dan sekunder pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Kasiruta, Mandiole dan Bacan. Bulunya menyeluruh berwarna putih, paruhnya lancip, sayapnya pendek meruncing, jarinya terangkat, Cakarnya Runcing melengkung, Kakinya bertipe Bertengger (zygodactyl), dan ekornya pendek.

Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna putih yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan. Makanan burung Kakak Tua Putih ini adalah buah.buahan, biji.bijian, sayuran, serangga dan larvanya.

Burung Kakatua Putih (Cacatua alba) hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat. diselingi gerakan melayang serta saling berteriak. Burung ini mempunyai kebiasaan berpegang pada dahan atau cabang pohon. Pada musim kawin burung jantan akan memperlihatkan pada burung betina beberapa gaya seperti meloncat, mengembangkan sayap, mengangkat ekor, dan berjalan di depan betina untuk menarik perhatiannya.
Burung betina bertelur jumlahnya di atas tiga butir. kemudian diletakkan dilubang pohon tempat burung tersebut bersarang. Telur tersebut dierami secara bergantian.antara burung jantan dan burung betina.

Kakak Tua Putih ini punah karena ulah manusia yaitu merusak habitatnya secara insitu maupun exsitu, dan sering diburu manusia. Manusia sering memburu Kakak Tua Putih karena bulunya yang indah dan burung ini apabila dijual harganya sangat mahal. 
Manfaat dari Kakak Tua Putih ini karena bulunya yang indah bisa dibuat untuk hiasaan atau keperluan yang lain. 
Read more > Kakaktua putih dan habitatnya

Si cerdas gunakan kayu untuk ambil makanan


Kakaktua Cerdas Gunakan Kayu Ambil Makanan  Kakaktua Goffin yang berada di penangkaran telah membuat para peneliti terkejut. Pasalnya, burung berparuh bengkok ini dengan spontan menggunakan alat bantu untuk meraih makanannya.

Para peneliti di Austria mencatat kakaktua bernama Figaro ini berulangkali mengambil serpihan dari balok kayu dan kemudian menggunakannya untuk meraih kacang di luar kandang kawatnya. Namun oleh para peneliti, spesies ini tidak diketahui menggunakan alat di alam liar.

Tim peneliti percaya, bahwa Figaro adalah catatan pertama kalangan burung kakaktua yang menggunakan alat bantu dalam aktivitas spesies ini. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, Universitas Vienna dan Max-Planck-Institute for Ornithology di Jerman.

"Tak ada satu catatanpun yang pernah dilaporkan terkait burung kaka tua yang memahat alat dari kayu untuk digunakan setelahnya dengan kecanggihan yang besar," ujar Profesor Alex Kacelnik dari Universitas Oxford, salah satu penulis penelitian. Sementara burung dari keluarga corvid seperti gagak Kaledonia Baru yang dikenal membuat alat-alat bantu di alam liar juga jarang dilaporkan.

Peneliti menjadi lebih waspada terhadap alat-alat yang digunakan Figaro saat ia bermain dengan kerikil. Figaro secara tak sengaja menjatuhkannya keluar kandang kawat di luar jangkauannya. Setelah beberapa usaha gagal mencapai mainan kerikilnya dengan cakar, Figaro meraih tongkat dari lantai kandang untuk mencoba menggaet kerikil objek itu. Tongkat tersebut ia jepit menggunakan paruhnya.

Tim peneliti kemudian melakukan serangkaian tes yang menempatkan kacang di luar kandang kakaktua ini. Pada tes pertama, Figaro gagal menggapai kacang lantaran menggunakan tongkat yang telalu pendek. Tak disangka, ia kemudian membuat alat sendiri dengan menggigit serpihan besar balok kayu. Ketika ukurannya dirasa tepat dan juga bentuknya bisa digunakan untuk menyapu kacang, Figaro berhasil melakukannya.

Tim mengulangi percobaan ini hingga 10 kali selama tiga hari. Figaro selalu berhasil tiap kali membuat dan menggunakan alat bantu yang ia buat untuk mengambil kacang. Waktu yang dibutuhkan kakaktuan untuk memproduksi alat-alat juga semakin meningkat pada 10 tes tersebut.

"Ia seolah-olah menemukan solusi dan kemudian berhasil menerapkannya," ujar Kacelnik. Menurutnya, tingkah laku Figaro memperlihatkan tingkat kecerdasan untuk memecahkan masalah yang baru bagi spesies.
- Tempo.co - 
Read more > Si cerdas gunakan kayu untuk ambil makanan

Habitat kakatua jambul kuning


Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan di kebun binatang atau tempat hiburan lainnya.
Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih.

Jenis-jenis Kakatua

Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning (bahasa Inggris: Yellow-crested Cockatoo) biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini.

Habitat

Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo) biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup diatas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.
Read more > Habitat kakatua jambul kuning

Thursday, April 25, 2013

Sekilas tentang burung kakatua jambul kuning


Kakatua Kecil Jambul Kuning merupakan satu dari enam spesies kakatua yang terdapat di Indonesia. Burung berparuh bengkok ini mempunyai ciri khas bulu putih yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dan jambul yang berwarna kuning.


Ciri-ciri Fisik dan Perilaku
Salah satu spesies kakatua ini mempunyai ukuran sedang dengan panjang sekitar 35 cm. Semua bulunya berwarna putih semua. Di kepalanya terdapat jambul berwarna kuning yang dapat ditegakkan. Kakatua-kecil jambul-kuning memiliki paruhberwarna hitam serta kulit di sekitar matanya berwarna kebiruan dan kakinya berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekor burung langka ini berwarna kuning.
Kakatua Kecil Jambul Kuning dalam bahasa latin disebut Cacatua sulphurea (Gmelin, 1788). Sedang dalam bahasa Inggris burung yang nyaris punah ini disebut Yellow-crested Cockatoo atauLesser Sulphur-crested Cockatoo.
Burung berparuh bengkok ini mendiami daerah hutan, pingiran hutan, semak hingga daerah pertanian dengan ketinggian mencapai 800 meter dpl. Jenis kakatua ini membuat sarang pada batang-batang pohon tertentu. Makanan burung ini adalah biji-bijian, kacang, dan aneka buah-buahan.
Sebagaimana jenis kakatua lainnya, Kakatuan Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) merupakan burung yang pandai. Burung yang nyaris punah ini dapat dilatih untuk melakukan berbagai gerakan dan menirukan ucapan manusia.

Anak jenis dan Persebaran Kakatua Kecil Jambul Kuning. Kakatuan Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) merupakan burung endemik Indonesia dan Timor Leste. Burung yang nyaris punah ini tersebar di seluruh Nusa Tenggara (termasuk Bali dan Timor), Sulawesi dan pulau sekitarnya, serta di kepulauan Masalembu.

Kakatuan Kecil Jambul Kuning terdiri atas 4 subspesies (anak jenis), yaitu:


  1. Cacatua sulphurea sulphurea; Anak jenis ini tersebar mulai dari pulau Sulawesi, Muna, Buton, Tanahjampea, Kayuadi, Kalao, Madu, Kalaotoa, dan Kepulauan Tukangbesi.
  2. Cacatua sulphurea parvula; Anak jenis ini tersebar di Nusa Tenggara, kecuali Pulau Sumba (Lombok, Sumbawa, Moyo, Padar, Rinca, Komodo, Flores, Pantar, Alor, Semau, dan Pulau Timor). Selain itu terdapat juga di Nusa Penida dan Bali.
  3. Cacatua sulphurea citrinocristata; merupakan anak jenis endemik Pulau Sumba. Anak jenis ini mempunyai jambul berwarna orange.
  4. Cacatua sulphurea abbotti; Anak jenis ini merupakan endemik kepulauan Masalembu. Masalembu merupakan kepulauan di Laut Jawa yang terdiri tiga pulau (Masalembu, Masakambing, dan Keramaian). Kepulaun ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Populasi dan Konservasi. Populasi Kakatua Kecil Jambul Kuning semakin terancam punah. Menurut data IUCN Redlist (2007), populasi burung ini di alam bebas diperkirakan tidak lebih dari 7.000 ekor saja. 3.200-5.000 ekor terdapat di pulau Sumba, 500 ekor di pulau Komodo, 200-300 ekor di Timor Leste, 200-300 ekor di Sulawesi, 20-50 di Timor Barat, 40-70 di Flores, 50-100 di Sumbawa, 100 di Pulau Rinca dan sekitar 700 burung di berbagai pulau lainnya.
Bahkan berdasarkan survei Bird Life Internasional, populasi burung berjambul kuning ini jauh lebih sedikit. Seperti populasi anak jenis C. s. abbotti yang endemik Masalembu (2008) tinggal 10 ekor dan C. s. sulphurea diperkirakan hanya tinggal 24 ekor saja. Sedangkan dua anak jenis lainnya (C. s.
citrinocristata dan C. s. parvula) diperkirakan populasi masing-masing masih di atas 500-an ekor.
Populasinya yang semakin menurun dan nyaris terancam punah membuat membuat IUCN Redlist memasukkan burung ini dalam status konservasi Critically Endangeredsejak 2000. CITES juga telah memasukkan burung ini dalam daftar Apendik I sejak 2005. Dan oleh pemerintah sendiri, burung Kakatua Kecil Jambuil Kuning (Cacatua sulphurea) termasuk binatang yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Meskipun demikian, penurunan populasi masih terus terjadi. Penurunan ini diakibatkan oleh perburuan dan perdagangan bebas. Tidak sedikit burung Kakatua Kecil Jambul Kuning yang ditangkap dari alam liar kemudian di jual ke luar negeri. Padahal burung ini telah terdaftar dalam CITES Apendiks I yang artinya sama sekali tidak boleh diperdagangkan secara komersil. Hal ini masih diperparah dengan degradasi habitat (kerusakan hutan) yang terjadi di Indonesia.
Menurut data dari LSM Burung Indonesia, Selama tahun 1981-1992 sebanyak 97 ribu ekor kakatua kecil jambul kuning telah diekspor keluar Indonesia. Pada 1993, lebih dari seribu ekor burung ini telah diselundupkan melalui Singapura.
Satu fakta unik saya dapatkan dari www.burung.org. Hingga tahun 1999, tercatat jumlah populasi burung Kakatuan Kecil Jambul Kuning yang terbentuk tanpa sengaja di Singapura (sebanyak 200 ekor) dan Hong Kong (30-50 ekor). Terbentuknya populasi di luar habitat aslinya ini diperkirakan akibat pelepasan burung peliharaan baik disengaja ataupun tidak.
Terciptanya populasi baru di luar negeri dan semakin langka serta terancam punahnyaKakatuan Kecil Jambul Kuning di berbagai habitat aslinya di Indonesia membuat miris. Bisa jadi suatu ketika burung ini punah dari Indonesia dan populasi malah berkembang biak di luar negeri.
Read more > Sekilas tentang burung kakatua jambul kuning

Burung kakatua juga memberikan nama panggilan pada anak-anaknya


Manusia bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang memberikan nama bagi anak-anaknya. Induk burung kakatua ternyata juga memberikan nama panggilan bagi bayi mereka.
Para peneliti telah lama mencurigai perilaku keluarga kakatua. Namun mereka belum pernah mengetahui bagaimana burung kakatua menamai anaknya.
Berangkat dari rasa penasaran ini, ornitologis dari Cornell University, Karl Berg, menukar telur-telur pada banyak sangkar sejak 1987.
Dalam eksperimen ini, ia menitipkan anak ayam kepada sepasang induk kakatua. Hasilnya, induk kakatua mengajari anaknya beberapa panggilan sehingga bayi ini mampu mengenali panggilan yang diberikan kepadanya.
Pemberian nama panggilan ini dipercaya sebagai upaya induk kakatua membedakan anak-anaknya.
“Masa penting dalam perkembangan adalah ketika bayi mulai mengenali pola suara orang dewasa dengan arti tertentu,” ujar Berg dalam makalahnya pada Proceedings of The Royal Society B.
“Penelitian menunjukkan proses pengenalan ini juga terjadi pada kakatua.”
Pemberian nama kepada anak lazim terjadi pada manusia. Beberapa binatang juga melakukan hal ini seperti yang terjadi pada lumba-lumba.
Menariknya, pemberian nama pada anak-anak ini dilakukan oleh binatang yang memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Pemberian nama sendiri mempermudah pengenalan garis hubungan keluarga dan pembedaan individu.
Read more > Burung kakatua juga memberikan nama panggilan pada anak-anaknya

Jenis burung kakatua di indonesia

Pada halaman ini khusus disajikan  tentang aneka burung paruh bengkok yang dilindungi karena kelangkaannya. Penyajian di sini ditujukan untuk menarik minat penghobi burung atau penyanyang binatang untuk memulai menangkarkannya. Salam.
 
Burung paruh bengkok secara ilmiah dikelompokkan ke dalam bangsa (ordo) Psittaciformes dan hanya memiliki suku (famili) tunggal, yaitu Psittacidae yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai parrot. Suku ini dibagi 3 anak suku berdasarkan morfologi dan kebiasaan makannya, yakni burang kakatua (Cacatuiinae), nuri (Loriinae), dan betet (Psittaciinae). Di seluruh dunia tercatat ada 328 jenis burang parah bengkok, sementara di Indonesia sendiri terdapat 76 jenis (23,17%) dan 14 jenis (18,42%) di antaranya merupakan burung yang dilindungi.
 
A. KLASIFIKASI
Menurut Gruson (1976) klasifikasi burung paruh bengkok adalah sebagai berikut :
* Filum           : Chordata
* Anak filum  : Vertebrata
* Kelas           : Aves
* Bangsa        : Psittaciformes
* Suku            : Psittacidae
* Anak suku   : – Cacatudinae
   Marga :
      – Cacatua
      – Probosciger
      * Jenis:
           – Cacatua galerita
           – Cacatua sulphurea
           – Cacatua moluccensis
           – Cacatua alba
           – Cacatua goffini
           – Probosciger aterrimus
* Anak suku : Loriinae
   Marga :
      – Lorius
      – Trichoglossus
      – Eos
      – Psittrichas
     * Jenis:
          – Lorius lory
          – L. domicellus
          – Trichoglossus ornatus
          – Eos histrio
          – Psittrichas fulgidus
* Anak suku : Psittaiinae
   Marga :
      – Eclectus
      – Tanygnathus
      – Loriculus
    * Jenis :
          – Edectus roratus
          – Tanygnathus sumatranus
          – Loriculus exilis
          – L. catamene
 
Anggota burung paruh bengkok banyak digemari orang karena mempunyai berbagai keistimewaan, seperti mudah dijinakkan dan akrab dengan manusia, mampu menirukan suara, mempunyai bulu yang indah, mengundang kelucuan, serta relatif mudah untuk berbiak.
 
Dengan keistimewaannya tersebut menjadikan masyarakat sangat tertarik untuk memelihara dan merawatnya. Oleh karenanya, berbagai seluk-beluk burung ini, seperti morfologi, penangkaran, pakan, serta kesehatannya layak untuk diketahui dan dipahami.
 
Disebut burung paruh bengkok karena memang bentuk paruhnya bengkok. Berbeda dengan paruh burung pemangsa, seperti elang, rajawali, dan burung hantu yang bersifat perobek, burang paruh bengkok mempunyai paruh yang bersifat masif (padat dan kompak). Paruh bagian atas dan bagian bawah berbentuk bengkok menyerupai alat catut.
 
Dengan bentuk demikian, paruh ini bersifat penghancur (pemecah) biji-bijian besar dan kecil yang keras sekali pun.
 
Burung paruh bengkok ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan bentuk lidah, cara makan, keberadaan bulu di kepala (jambul) yang dapat ditegakkan (ereksi), serta warna bulunya.
 
Kelompok tersebut adalah kakatua, nuri, dan betet.
 
B. KELOMPOK  KAKAKTUA
 
Ciri khas dari burang kelompok kakatua adalah adanya bulu jambul yang dapat ditegakkan. Ciri lainnya terdapat pada bentuk lidah dan cara makannya. Lidah kakatua berbentuk kubus yang permukaannya halus. Pakannya berupa biji-bijian dengan kulit yang keras maupun lunak.
 
Cara makannya dengan memecahkan kulit biji tersebut menggunakan paruhnya yang kuat kemudian mengambil isinya dengan bantuan lidahnya. Kakatua dikenal mempunyai struktur dan bentuk paruh yang paling kuat dan kokoh di antara kelompok paruh bengkok. Warna bulu tubuhnya hanya putih, merah muda, dan hitam.
 
Daerah asal kakatua terbatas di daerah Indonesia Timur, yaitu Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Papua Nugini, Kepulauan Pasifik, dan Australia juga termasuk daerah asal kelompok burang ini.
 
Beberapa jenis kakatua yang dilindungi adalah kakatua koki, kakatua raja, kakatua-kecil jambul-kuning, kakatua tanimbar, dan kakatua maluku.
 
1. Kakatua Raja (Probosciger Aterrimus)
 
 
     Kakatua raja mudah dibedakan dengan jenis lain dari bulu tubuh dan jambulnya yang berwarna hitam serta “pipi” berwarna merah tua.
 
      a. Deskripsi dan penyebaran
 
Jenis kakatua ini mempunyai ukuran tubuh antara 55—70 cm. Bulu tubuh dan jambulnya berwarna hitam dengan “pipi” berwarna merah tua.
Penyebarannya meliputi daerah sekitar Papua dan Australia.
 
     b. Anak jenis
 
Jenis ini mempunyai 3 ras atau anak jenis, yaitu goliath, stenolophus, dan aterrimus.
  1. P. a. goliath. Di antara ke-3 anak jenis kakatua raja, P. a. goliath mempunyai ukuran tubuh yang paling besar, yaitu antara 60—70 cm. Penyebarannya di Papua yang meliputi daerah sekitar Papua bagian barat, daerah kepala burung, dan P. Waigeo.
  2. P. a. aterrimus. Ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan P. a. goliath, yaitu berkisar 55—60 cm. Penyebarannya meliputi daerah Papua bagian selatan, P. Aru, sampai Australia bagian utara.
  3. P. a. stenolophus. Ukuran tubuhnya hampir sama dengan anak jenis goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit. Penyebarannya berada di sekitar Papua bagian utara dan P. Yapen.
     c. Status populasi
 
Anak jenis goliath dan stenolophus masing-masing diperkirakan berjumlah 20.000 ekor. Sementara kondisi aterrimus hampir langka karena populasinya diperkirakan hanya 10.000 ekor saja. Sementara yang dipelihara ex situ (penangkaran) di seluruh dunia diperkirakan sekitar 350 ekor. Burang ini dilindungi sejak tahun 1970 melalui SK Menteri Pertanian No. 42/Kpts/Um/1970 dan dipertegas dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
 
2. Kakatua Tanimbar (Cacatua Goffini)
  

Disebut kakatua tanimbar karena burung ini hanya terdapat di P. Tanimbar, Maluku.
 
     a. Deskripsi dan penyebaran
 
Panjang tubuh kakatua tanimbar sekitar 32 cm. Bulu dan jambul-nya berwarna putih. Demikian juga kelopak matanya berwarna putih kebiruan dan lore (bulu di atas paruh) berwarna merah muda. Penyebarannya hanya terdapat (endemik) di P. Tanimbar (Maluku) dan sekitarnya, yaitu P. Yamdena, Larat, dan Selara.
 
     b. Status populasi
 
Populasi kakatua tanimbar di alam diperkirakan lebih dari 200.000 ekor. Pengikisan populasi diakibatkan oleh deforestasi dan penangkapan, baik untuk diperdagangkan maupun dianggap sebagai hama perkebunan jagung. Jenis kakatua ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
 
 
3. Kakatua Koki atau Kakatua-Besar Jambul-Kuning (Cacatua Gallerita)
 
 
 
Ukuran tubuh yang relatif besar dan adanya jambul yang berwarna kuning menjadi ciri khas dari jenis kakatua ini.
 
    a. Deskripsi dan penyebaran
 
Ukuran tubuh jenis kakatua ini berkisar 30—52 cm. Bulu tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwama kuning. Warna kuning juga terdapat di bawah sayap dan ekor. Lingkaran mata berwarna biru pucat atau putih, tergantung ras kakatuanya. Jeritannya sangat keras melengking. Penyebarannya meliputi daerah Kepulauan Maluku, Papua.
 
    b. Anakjenis
 
Jenis ini mempunyai 4 ras (anak jenis). Namun, kakatua yang penyebarannya berada di wilayah Indonesia hanya 2 anak jenis, yaitu kakatua koki medium (C. g. eleonoralC. g. aruensis) dan kakatua koki besar (C. g. triton)
 
1) Kakatua koki medium atau kakatua-mediumjambul-kuning (C. g. eleonoralC. g. aruensis)
Penyebaran kakatua ini meliputi daerah sekitar P. Aru dan P. Kai. Kakatua koki medium sering disebut kakatua jambul kuning ukuran medium atau sedang. Ukuran sayapnya antara 26,1—29,2 cm dan merupakan ras yang terkecil. Ciri khas lain dari kakatua ini adalah kelopak matanya berwarna biru sangat pucat.
 
2) Kakatua koki besar atau kakatua-besarjambul-kuning (C.g. triton)
Penyebaran kakatua koki besar meliputi daerah di sekitar P. Papua. Kakatua ini sering disebut kakatua koki besar karena tubuhnya lebih besar dari pada C. g. eleonora. Panjang sayapnya antara 26,1—34,7 cm. Kelopak matanya berwarna biru muda. Dua anak jenis lain yang terdapat di Australia, yaitu C. g. galerita yang penyebarannya di sekitar Australia dan C.g.fitzroyi yang penyebarannya di sekitar Australia bagian utara.
 
    c. Status populasi
 
Di alam, populasi kakatua koki menunjukkan angka yang stabil dan relatif aman, yakni tercatat sekitar 500.000 ekor. Di Indonesia, pengikisan populasi kakatua koki terjadi karena perusakan habitat yang berupa hutan dataran tinggi (sampai sekitar 1.000 m dpl), pembunuhan karena dianggap hama pengganggu tanaman jagung, serta ditangkap secara liar dan semena-mena untuk diperdagangkan sebagai hewan kesayangan.
 
Sebagai upaya pelestariannya, kakatua koki ditetapkan sebagai burung yang dilindungi sejak tahun 1978 melalui SK Menteri Pertanian No. 742/Kpts/Um/12/1978 dan dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999. Burung ini, terutama ras ukuran besar (C.g.triton), mempunyai kemampuan untuk menirukan suara-suara di sekelilingnya (burung pelatah) serta mempunyai perilaku yang lucu dan jinak terhadap manusia.
 
4. Kakatua-Kecil Jambul-kuning (Cacatua Sulphurea)
 
 
 
Jenis kakatua ini berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
 
    a. Deskripsi
 
Panjang tubuh berkisar antara 33—35 cm.
 
    b. Anak jenis
 
Jenis kakatua ini mempunyai 4 anak jenis (subspesieslras) yang ciri-cirinya dapat dilihat pada Tabel 2.
Keempat anak jenis tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea sulphurea). Ras ini dijumpai di P. Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti Mina, Butung, Tanah Jampea, Kayuadi, Kaleo, Kalatoa, Madi, dan Kep. Tukangbesi.
  2. Kakatua putih kecil jambul jingga (C. s. titrinocristatd), dijumpai di P. Sumba.
  3. Kakatua kecil abbot (C. s. abboti) yang dijumpai di p. Masalembo dan P. Masakambing.
  4. Kakatua timor (C. s. parvula): dijumpai di Nusa Tenggara, seperti di P. Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Padar, Flores, Pantar, Alor, Semau dan Timor.
    c. Status populasi
 
Di seluruh dunia, burung kakatua jenis ini diperkirakan ada 40.000 ekor, meliputi in situ dan ex situ. Sementara setiap anak jenis raempunyai tingkat kelangkaan yang berbeda. Untuk anak jenis sulphurea populasi terbanyak yang masih dapat bertahan terdapat di P. Buton, yakni 50—100 ekor pada sensus tahun 1997.
 
Anak jenis parvula tersebar di di beberapa pulau di Nusa Tenggara, di antaranya yang mempunyai populasi terbanyak dilaporkan di P. Komodo sebanyak 85—90 ekor (sensus 1995) dan di P. Moyo diperkirakan ada 1.600 ekor (sensus 1981).
 
Anak jenis citrinocristata diperkirakan antara 1.150—2.644 ekor (analisa tahun 1995) yang telah mengalami penurunan populasi terparah pada tahun 1986—1989, yakni mencapai 80%.
 
Anak jenis yang paling langka, yaitu abboti yang saat ini hanya tersisa 5 ekor saja di P. Masakambing (sensus tahun 1997). Kecenderungan kelangkaan ini terutama disebabkan oleh penangkapan untuk diperdagangkan dan juga karena perasakan liabitat alaminya.
 
Berdasarkan catatan menunjukkan bahwa perdagangan ekspor jenis kakatua-kecil jambul-kuning mencapai sekitar 100.000 ekor pada tahun 1980—1992. Sementara di habitat yang beragam mulai dari daerah perkebunan, tepi hutan sampai luitan dengan ketinggian 800 m dpl terus mengalami pi’ngikisan.
 
Jenis kakatua ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Kl No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
 
 
 
 
5. Kakatua Maluku (Cacatua Moluccensis)
 
 
 
Sesuai namanya, burung ini berasal dari pulau rempah, yaitu Maluku.
 
     a. Deskripsi dan penyebaran
 
Panjang tubuh kakatua maluku antara 40—50 cm. Bulu dan jambulnya berwarna merah muda. Kelopak matanya putih. Paruhnya berwama hitam. Gerakannya lambat. Penyebarannya meliputi P. Seram, Saparua, dan Haruku yang terdapat di Maluku.
 
    b. Status populasi
 
Kakatua maluku hidup di dataran rendah antara 100—1.200 m dpl di daerah hutan primer dataran rendah. Populasinya terus menurun dan saat ini jumlahnya diperkirakan tinggal sekitar 8.000 ekor saja. Salah satu sebab penurunan populasi karena perdagangan yang pernah mencapai 5.000 ekor per tahun pada 1981—1985. Kini jenis ini menjadi rentan dan dimasukkan ke dalam apendiks ICITES. Jenis ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
Read more > Jenis burung kakatua di indonesia
 
 
Copyright © seputar info burung
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo